Moderasi Islam terhadap pilpres 2019

Islam merupakan agama samawi terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT dan merupakan agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya. Kehadiran Islam sangat berpengaruh bagi umat manusia di dunia ini, berdasarkan hadits-hadits shahih dan ayat-ayat al-Quran, ajaran agama Islam dapat diterapkan di sepanjang masa, di setiap tempat dan bagi masyarakat manapun. Dalam ajaran Islam seluruh hal-hal sekecil apapun ada pembahasannya dan teratur dalam sumber-sumber ajaran umat Islam. Maka dari itu, muncul sebuah asumsi bahwa Islam merupakan agama universal dan komprehensif.

Khususnya di Indonesia, Islam merupakan agama yang dipeluk oleh mayoritas masyarakatnya. Ketika ada hal-hal terjadi di Indonesia, seperti permasalahan bencana, ekonomi, politik, dan lainnya, masyarakat Indonesia akan mempertimbangkan permasalahan tersebut dengan sumber ajaran Islam seperti al-Quran dan al-Hadits. Hal ini terjadi, kembali lagi dikarenakan mayoritas di Indonesia adalah muslim.

Mengenai politik di Indonesia, tahun 2019 mendatang akan terjadi pergantian presiden Republik Indonesia. Hal ini akan terus diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia, demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Kandidat calon presiden ini diwakili oleh Prabowo dan Jokowi, dua kubu ini masing-masing memiliki pendukungnya masing-masing.

Pilpres mendatang ini menghebohkan warga Indonesia, sebab pro dan kontra yang terjadi diantara dua kubu tersebut, pendukung jokowi dengan seluruh alasannya begitupun dengan pendukung Prabowo. Belum lagi mengenai munculnya isu-isu pilpres ini, seperti Jokowi yang diserang isu bahwa Jokowi berada dibawah tangan PKI (Partai Komunis Indonesia) dan Prabowo juga diserang isu bahwa Prabowo membawa nama Suku, Agama, Ras, Antar Golongan (SARA).

Islam tentunya tidak akan tinggal diam terhadap hal tersebut, karena dalam al-Quran Allah menyebutkan secara eksplisit bahwa karakteristik Islam adalah moderat/wasathiyyah. Pada surat al-Baqarah ayat 143, yaitu makna ummatan wasathan yang berarti khiyar (terbaik, sempurna) dan adil, adil disini yaitu penengah atau seimbang. Moderat atau moderasi menurut KBBI yaitu menengahi suatu masalah, selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem.

Moderasi Islam itu berarti agama Islam sebagai penengah, yang berada di titik tengah diantara dua kutub ekstrem atau juga keseimbangan diantara dua hal yang bertentangan. Kembali lagi kepada politik, yakni pilpres 2019 yang akan mendatang, di dalam Islam telah tersebutkan kriteria untuk menjadi pemimpin, hal ini menjadi pertimbangan agar terpilihnya pemimpin yang amanah.

Seorang pemimpin sejati yang amanah adalah pemimpin yang menjalankan amanat Allah SWT untuk mengatur dan melayani masyarakat. Al-Quran dan Hadits telah mengatur untuk kita dalam memilih seseorang untuk menjadi pemimpin. Dalam pandangan al-Quran, hakikat kepemimpinan merupakan ikatan perjanjian dengan Allah SWT, amanah yang diberikan oleh-Nya. Menjadi pemimpin bukanlah hal mudah, memimpin berarti mempunyai wewenang dan kekuasaaan yang harus dipertanggung jawabkan dan digunakan untuk melayani masyarakat, bukan digunakan untuk memperkaya diri dan sewenang-wenang menggunakan kekuasaannya.

Berdasarkan al-Quran dan Hadits para ulama telah menyimpulkan ada minimal 4 kriteria untuk menjadi seorang pemimpin, semuanya terdiri dari 4 sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul. Pertama, Shiddiq artinya jujur, benar dalam perkataan dan juga perbuatannya. Lawan dari Shiddiq adalah kizzib, yaitu bohong atau dusta. Kedua, amanah artinya dapat dipercaya dalam menjaga hal-hal yang diamanahkan. Lawan dari amanah adalah khianat. Ketiga adalah Fathonah artinya kecerdasan, cakap dan tanggap dalam menghadapi persoalan apapun. Lawannya adalah bodoh. Keempat adalah tabligh artinya menyampaikan, yaitu penyampaian secara jujur, baik dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang akan dilakukannya.

Menjadi pemimpin adalah hal yang harus dipertanggung jawabkan di dunia dan akherat, maka dari itu kita wajib memilih pemimpin yang sesuai dengan petunjuk al-Quran dan Hadits. Ada 10 kriteria menjadi pemimpin menurut Islam untuk menjadi acuan masyarakat dalam memilih pemimpin. Pertama, dalam surat al-Maidah ayat 51 yaitu beragama Islam, sholeh, beriman dan bertaqwa dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Kedua memilki niat yang lurus dan baik, dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim bahwa sesungguhnya amal dan perbuatan tergantung pada niatnya dan akan dibalas sesuai dengan niatnya. Maka, hendaknya pemimpin memiliki niat yang lurus dan baik demi mendapatkan keridoan Allah.

Selanjutnya yang ketiga pemimpin adalah seorang laki-laki, dalam surat an-Nisa ayat 34 menerangkan bahwa kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah memberikan kelebihan pada kaum laki-laki yang tidak terdapat di dalam diri wanita. Keempat, seorang pemimpin tidak meminta menjadi seorang pemimpin, hal ini terdapat pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Namun memang hal ini sudah sangat sulit terjadi, karena sistem yang berlaku pada saat ini sistem pencalonan, dengan kata lain seseorang meminta menjadi seorang pemimpin.

Kelima yaitu pemimpin yang berpegang teguh pada hukum Allah, dalam Quran surat al-Maidah ayat 49 untuk memutuskan perkara hendaknya mengikuti aturan Allah dan jangan mengikuti hawa nafsu. Keenam yaitu adil, seorang pemimpin harus adil dalam memutuskan suatu perkara, dalam  kitab al-Kabir terdapat Hadits riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah yaitu bila seorang pemimpin tidak adil dalam memutuskan suatu perkara, maka hari kiamat  nanti ia akan datang dengan kondisi terikat.

Ketujuh seorang pemimpin hendaknya tidak menerima hadiah dari rakyatnya, karena seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada pemimpinnya pasti mempunyai maksud tersendiri, dalam Hadits riwayat Thabrani menyebutkan bahwa seorang pemimpin yang menerima hadiah dari rakyatnya adalah sebuah pengkhianatan. Kedelapan seorang pemimpin harus kuat dan sehat, dijelaskan dalam surat al-Qashas ayat 26 bahwa sesungguhnya orang yang paling baik untuk bekerja (pemimpin) adalah yang kuat dan dapat dipercaya.

Kesembilan yaitu seorang pemimpin harus memiliki sifat lemah lembut dan yang terakhir seorang pemimpin harus tegas dan tidak ragu dalam menentukan keputusan suatu hal, Hadits riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al-Hakim, Rasulullah bersabda bahwa bila seorang pemimpin menyebarkan keraguan terhadap masyarakatnya, maka ia akan merusak mereka.

Semua kriteria tersebut merupakan salah satu moderasi Islam dalam hal politik untuk menentukan Pemimpin. Mengenai hal ini, Islam memberikan penengahan bagi masyarakat untuk memilih yang terbaik agar tidak terjadi hal-hal yang melenceng dalam kepemimpinan. Begitupun saat pilpres 2019 mendatang, berpedomanlah pada al-Quran dan Hadits untuk menentukan Presiden yang akan menjabat dan memerintah Indonesia 5 tahun kedepan, yang amanah dalam menjalankan tugasnya menjadi pemimpin dan dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik dan maju.

Menurut bahasa, arti dari Islam itu adalah keselamatan, Islam adalah agama Rahmatan lil 'Alamin, artinya Islam merupakan agama pembawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Saran dari saya, ketika kalian ingin menentukan sesuatu dan bimbang, kembalilah kepada Allah dan agama-Nya, karena segala permasalahan kalian telah tercantum solusinya di dalam Islam baik dari al-Quran ataupun Hadits, InsyaAllah ada jalan keluarnya.


Biodata diri   
Nama        : Muhammad Fachri   
Status         : Mahasiswa       
No telp.    : 087720602999   
Alamat        : Kp. Cibatu Caringin RT/RW 28/05 Kel.Nagrak Kec.Cisaat Kab.Sukabumi
Email          : muhfachri273@gmail.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023