Menjadi Muslim yang Moderat

Moderat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah berkecenderungan berada di titik tengah di antara dua buah kutub ekstrem. Contohnya umat nasrani menganggap Isa itu anak Tuhan dan umat yahudi menganggap Isa itu anak haram, dan islam datang mengatakan bahwa Isa itu bukan anak Tuhan dan bukan juga anak haram, melainkan Nabi Allah. Allah berfirman dalam QS. Al Qashash ayat 77 yang artinya "Carilah melalui apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, tapi jangan melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi." itu artinya Allah memerintahkan kepada hambaNya untuk hidup seimbang antara dunia dan akhirat, jangan condong kepada salahsatunya.

Tidak perlu memoderasikan islam, karena pada dasarnya islam itu moderat. yang perlu di moderasikan itu umatnya. Kita selaku muslim sudah seharusnya bersikap moderat, berbicara tentang moderat berarti berbicara tentang adil. Menjadi muslim yang moderat berarti menjadi muslim yang adil. adil disini bukan berarti sama rata melainkan menempatkan sesuatu kepada tempatnya, menempatkan sesuatu dengan kadarnya. contohnya ketika kita memberi baju kepada orang dewasa dan anak-anak, orang dewasa kita berikan baju dengan ukuran orang dewasa dan anak-anak kita berikan baju ukuran anak-anak. Ukurannya jelas berbeda, yang dewasa pasti ukurannya besar dan yang anak-anak pasti ukurannya kecil. inilah yang disebut dengan adil.

Menjadi muslim yang moderat berarti menjadi muslim yang memanusiakan manusia, yang menghormati dan menjunjung hak-hak manusia, tidak membedakan manusia dari ras suku maupun agamanya. Muslim moderat berarti memandang semua manusia sama. Kebanyakan muslim sekarang tidak memandang manusia sama, misalnya saja sekarang ini banyak muslim yang membenci orang kafir bahkan ada yang membombardir orang kafir dengan mengatasnamakan agama, dengan mengatasnamakan jihad. Padahal Rasul tidak pernah mengajarkan itu, Rasul tidak pernah memberikan contoh seperti itu, Rasul selalu ramah kepada siapapun, selalu tersenyum kepada siapapun tidak peduli agamanya apa, Rasul juga berlaku toleransi, menghargai agama lain dan tidak pernah mengganggu peribadatan orang lain. Tetapi jika ada orang kafir yang akan menghancurkan islam, barulah umat muslim harus membela islam sampai akhir hayat. Begitu yang diajarkan Rasul kepada umatnya.

Dahulu sebelum islam datang, perempuan di perlakukan tidak adil, perempuan dianggap manusia yang hina. Banyak bayi perempuan yang lahir waktu itu langsung di bunuh karena mereka menganggap bayi itu akan membawa sial dalam keluarga, sedangkan bayi laki-laki dirawat dengan penuh kasih sayang, dengan penuh perhatian dan di didik dengan benar karena mereka menganggap anak laki-laki sangat berguna.

Setelah islam datang, perempuan mendapatkan hak nya kembali yaitu hak untuk hidup. Islam sangat menghargai perempuan, karena Allah sendiri telah memuliakan perempuan dan peremuan dijadikan nama salah satu surat dalam Al-Qur'an yaitu surat An-Nisa. Islam juga tidak  membeda-bedakan manusia, tidak membedakana antara laki-laki dengan perempuan, keduanya memiliki hak yang sama. Karena yang membedakan dari keduanya menurut Allah adalah ketakwaannya.

Di Indonesia yang beragam suku, beragam ras, dan beragam agamanya, seharusnya menjadikan kita saling mengenal satu sama lain, saling melindungi satu sama lain, saling toleransi antar agama bukannya saling menebar kebencian. Allah menciptakan manusia itu berbeda-beda untuk saling mengenal satu sama lain, untuk mendapatkan hikmah dari perbedaan itu. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Kita sebagai generasi muslim dan sebagai generasi bangsa sudah seharusnya menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang baik. Dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh dan bersikap jujur, agar kedepannya tidak ada lagi orang-orang yang memakan harta negara atau yang sering disebut dengan koruptor. Tidak membeda-bedakan orang, ingat bahwa kita ini satu, kita Indonesia. Saling toleransi, saling menghargai antar umat beragama, kita (muslim) selaku mayoritas jangan menindas yang minoritas (non muslim).

Rasul yang selalu di ludahi setiap pergi ke masjid, suatu ketika tidak ada orang yang meludahinya, Rasul bertanya-tanya kemana orang itu dan ternyata orang ynag selalu meludahi Rasul sedang sakit, Rasul pun menjenguknya. Pada saat Rasul dakwah di Thaif juga beliau dilempari batu sampai berdarah, beliau tidak membenci mereka, beliau berdo'a agar dibukakan pintu hatinya untuk menerima islam. Jika kita mencontoh sifat Rasul maka tidak menutup kemungkinan Indonesia kedepannya akan menjadi lebih baik lagi.

Oleh: Aufia Muslimatun Nisa

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023