Anan Bahrul Khoir Tekun Belajar demi Kuliah S2 di Belanda

Bisa berkuliah di negeri orang adalah impian terbesar semua orang, tidak terkecuali alumnus jurusan Perbandingan Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Anan Bahrul Khoir. Pemuda kelahiran Majalengka ini sadar bahwa untuk mewujudkan cita-citanya yang dianggap mustahil oleh orang lain memerlukan usaha yang ekstrim. 

Kerja keras yang ia lakukan sejak mengenyam pendidikan strata 1 (S1) tidak sia-sia. Tahun 2017, mahasiswa yang hobi berdiskusi dengan dosen ini berhasil menjadi salah satu mahasiswa Indonesia yang berkesempatan untuk berkuliah di luar negeri melalui beasiswa LPDP. Lelaki yang pernah juara 2 Lomba Web Programmer LKS SMK di tingkat Provinsi Jawa Barat ini mengambil jurusan Agama, Konflik, dan Globalisasi di Universitas Groningen, Belanda.

Mewujudkan impiannya tersebut tidaklah mudah. Intensitas belajar lebih ditingkatkan dibandingkan sebelumnya atau bahkan mahasiswa lainnya sehingga mampu meraih IPK di atas 3,5 (cumlaude). Nilai yang tinggi tidaklah cukup untuk meyakinkan pihak LPDP untuk menerimanya sebagai awardee, maka dari itu lelaki yang aktif memposting tulisan di blog pribadinya ini menjadi programmer di PT. Nufaza sejak berkuliah S1 semester 7 dengan berbekal ilmu komputer yang ia dapatkan semasa belajar di SMK Negeri 1 Majalengka. "LPDP tidak hanya mencari pemuda yang cerdas dalam akademik dengan IPK yang tinggi, tetapi juga harus mampu dibuktikan dengan aktualisasi dari ilmu yang telah didapatkan, salah satunya dengan bekerja" ujarnya. 

Indonesia dan Belanda memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari iklim, sosial, dan pendidikan. Mulanya dia mengalami culture shock dan cukup sulit beradaptasi. Cuaca  yang sangat dingin, interaksi sosial yang cenderung berbicara to the point, dan system pendidikan yang lebih fokus terhadap satu buku sumber dan silabus yang ada menjadi hal baru yang didapatkannya di "Negeri Kincir Angin" tersebut. Namun itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berkuliah, justru menambah wawasan dan lebih peka terhadap fenomena.   

Selepas menyelesaikan S2, ia berharap bisa berkontribusi penuh untuk negeri tercinta. Salah satu isu yang ingin ia selesaikan adalah fenomena radikalisme agama yang sedang hangat terjadi di Indonesia. Ia pun berharap akan ada lagi tunas-tunas muda yang semangat untuk melanjutkan estafet akademik berkuliah di negeri orang. "Persiapkan standar kompetensi diri sebelum berkuliah di luar negeri, terutama kemampuan berbahasa Inggris, perbanyak literatur yang menyangkut dunia Internasional," pesannya sekaligus menutup wawancara.

Muhammad Irfan Fauzi
Mahasiswa Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI 3 C)
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023