Abah Iding: Masjid Fathul Khoer, Sejarah Masjid Tertua di Cibiru

Dakwahpos.com, Bandung – Masjid Fathul Khoer terkenal sebagai masjid tertua di Cibiru. Masjid yang terletak di daerah Pasir Biru ini banyak meninggalkan sejarah perkembangan masjid di daerah tersebut. Tak heran jika warga pasti kenal dengan Masjid Fathul Khoer ini. 

"Masjid Fathul Khoer banyak meninggalkan sejarah, karena  masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Cibiru." Ungkap Abah Iding, selaku DKM Fathul Khoer. Senin (01/10/2018)

Dahulu, masjid ini merupakan masjid kecil biasa. Saat awal berdirinya, Masjid Fathul Khoer belum digunakan untuk Sholat Jum'at. Karena warga pada saat itu masih belum terlalu banyak dan masjid pun masih sedikit. Orang yang akan melaksanakan Sholat Jum'at pun harus berjalan mencari Masjid besar. Tidak lama kemudian, dibukalah Masjid Fathul Khoer ini untuk Sholat Jum'at pada 1948.

Pada awal dibangun, Masjid Fathul Khoer sudah banyak digunakan untuk berbagai macam kegiatan pengajian. Seperti, pengajian rutin ibu-ibu, pengajian anak-anak setiap bada' maghrib, pengajian kitak kuning, pengajian fiqih, dan sebagainya. Selain digunakan sebagai tempat pengajian, masjid ini juga digunakan sebagai pesantren. 

Santri yang belajar di Pesantren Masjid Fathul Khoer dulunya cukup ramai, bagian atas dan belakang masjid digunakan sebagai asrama santri. Namun, saat ini pesantren di Masjid Fathul Khoer mulai sepi dan santri yang ada pun mulai  berkurang. Kini, Masjid Fathul Khoer hanyalah masjid besar biasa. Tapi tetap saja, Masjid Fathul Khoer masih mempunyai berbagai macam kegiatan keagamaan bagi warga sekitar.

Di sebagian besar masjid di berbagai daerah pasti ada yang mengadakan kegiatan "Pawai Obor" untuk memperingati Tahun Baru Islam. Begitu pun di Masjid Fathul Khoer ini. Dulu, Masjid Fathul Khoer juga mengadakan hal yang serupa. Namun pada tahun 2000, kegiatan "Pawai Obor" dihentikan. Dengan alasan karena takut membahayakan warga dan merupakan hal yang sia-sia karena harus membeli petasan dan bahan lainnya. 

Untuk memberhentikan kegiatan "Pawai Obor" yang sudah dianggap lumrah bagi warga tidaklah mudah. Kepala DKM Fathul Khoer dan para bapak RW pun ikut serta untuk memberikan pengertian serta pemahaman bagi warganya terkait pemberhentian kegiatan "Pawai Obor". Strategi yang dipakai kepala DKM Fathul Khoer adalah tidak melarang warga, karena semakin dilarang maka akan semakin di lakukan. 

"warga itu jangan dilarang, karena semakin dilarang maka semakin terus dilakukan oleh warga. " Ungkap Abah Iding selaku ketua DKM Fathul Khoer.  Senin (01/10/2018)

Setelah itu, kegiatan "Pawai Obor" dapat diberhentikan tanpa ada warga yang keberatan. Dan untuk memperingati Tahun Baru Islam, warga cukup melakukan "Do'a Bersama" sebagai tanda syukur atas pergantian tahun hijriah.

Di Masjid Fathul Khoer, tidak ada organisasi masyarakat yang mendominasi. Karena terletak di sekitar perumahan, maka semua warganya heterogen atau campuran. Tidak ada yang terlalu fanatik dengan Organisasi Masyarakat (Ormas) tertentu seperti NU, Muhammadiyyah, ataupun Persis. 

Kini yang menjabat sebagai ketua DKM Fathul Khoer adalah Iding Tatang Sutisna. Ia merupakan alumnus IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Warga sering menyebutnya Abah Iding. Beliau mengetahui banyak hal tentang Masjid Fathul Khoer dan banyak menceritakan berbagai perkembangan Masjid Fathul Khoer seperti dibukanya Masjid Fathul Khoer untuk jum'atan sampai pemberhentian kegiatan "Pawai Obor".


Reporter: Aprilia Nur Islami, KPI/3A

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023