Ada Masalah Ada Solusi

Oleh : Siti Handah Sania


Tidak ada air tak ada kehidupan. Jika air sudah menjadi jantung kehidupan, bagaimana kita bisa hidup tanpanya? Air ialah unsur utama dalam kehidupan. Tanpa air dunia akan lemah tak berdaya. 

Krisis air bukan masalah baru di negeri ini. Saat  musim kemarau tiba, akan banyak daerah yang terdampak. Beberapa hal yang mungkin tidak disadari masyarakat sebagai penyebab menipisnya jumlah air yang tersedia, salah satunya ialah kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan air yang baik.

Selain itu, banyak masyarakat yang bergantung pada PDAM sehingga mereka tenang saja saat menggunakan air berlebih karena beranggapan tidak adanya air merupakan masalah pemerintah dan PDAM, bukan masalah pribadi. 

Penggunaan plester semen, paving block, aspal atau alat untuk menutup tanah juga mempengaruhi kadar cadangan air. Banyak yang beranggapan bahwa penggunaan cara tersebut akan membuat halaman rapi dan indah, tapi ternyata hal tersebut keliru. Penggunaan penutup tanah tersebut akan menghambat peresapan air ke dalam tanah saat musim hujan sehinnga kapasitas air yang tersimpan menjadi sedikit atau bahkan tidak ada.

Beberapa cara berikut akan sedikit membantu mengatasi krisis air yang sering terjadi. Hal sederhana dapat kita mulai dengan berhemat dalam menggunakan air. Hal ini akan membantu menyelamatkan cadangan air dalam waktu yang lebih lama, menjadikan tanah lebih terbuka, tanpa beton di atasnya menjadi solusi.

Selain itu, setiap daerah seharusnya menyediakan lahan atau sebuah wilayah untuk resapan air. Jadi, saat musim kemarau tiba, setiap daerah masih memiliki cadangan air yang cukup. Yang tak kalah penting ialah reboisasi. Hal ini dikarenakan pohon merupakan media yang paling cepat dalam proses peresapan air ketika musim hujan sehingga menambah tabungan air untuk musim kemarau. 

Pada saat ini juga banyak pemerintah daerah yang melakukan pembuatan embung, guna mengatasi krisis air di daerah-daerah, terutama daerah pertanian. Embung ini merupakan kolam atau cekungan untuk menampung air saat musim hujan dan biasanya digunakan para petani untuk mengairi pertaniaannya saat kemarau tiba. Namun, sayangnya cara ini membutuhkan anggaran yang cukup besar dalam proses pembuatannya.

Mengatasi krisis air ini bukan tugas pemerintah, tetapi ini adalah tugas setiap individu. Semakin banyak pemikiran akan semakin banyak solusi dan semakin banyak yang melakukan akan semakin mudah pula diatasi. Faktanya, tanpa air semua tak berarti.

Siti Handah Sania, Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tulisan pernah dimuat di Media Indonesia Tanggal 17 September 2018

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023