Pasang Surut Kepemimpinan Jokowi-JK

Oleh: Muhammad Bagja Aditya


Tiga tahun sudah kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Banyak yang sudah mereka dedikasikan terhadap Negara ini dalam berbagai bidang namun perjuangan mereka tidak cukup sampai disini, masih ada 2 tahun lagi untuk membuktikkan kualitas mereka kepada negeri ini. Selama menjabat banyak perkembangan yang telah terjadi,  mulai dari pembelian saham Freeport yang kini sudah mencapai 51% dimiliki oleh Indonesia, keamanan wilayah laut dalam menjaga potensi ikan Indonesia serta blusukan blusukannya itu yang mampu merebut hati rakyat Indonesia.

Progam Nawacita memberikan progres yang baik terhadap kemajuan Indonesia. Seperti diketahui Nawa Cita atau Nawacita diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan) dan cita (harapan, agenda, keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu Presiden 2014, istilah ini merujuk pada visi-misi pasangan calon presiden/calon wakil presiden Joko Widodo/Jusuf Kalla yang berisi agenda pemerintahan pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan agenda pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Adapun yang menjadi sorotan pemerintahan saat ini adalah bertambahnya hutang Negara karena pengeluaran APBN yang besar di sektor-sektor tertentu, sehingga terjadi ketidakmerataan diantara sektor-sektor lain. Hal ini juga tidak diimbangi dengan pendapatan Negara yang tidak seimbang antara pengeluaran dan pendapatan, seperti pepatah mengatakan lebih besar pasak daripada tiang.

Praktek korupsi yang semakin hari kian menjamur harus menjadi perhatian para pemimpin di Negara ini terutama bagi Presiden dan lembaga pengadilnya yakni KPK untuk mengatasi kasus korupsi agar di kemudian hari uang Negara kita aman dan bisa dipergunakan untuk kepentingan Negara/khalayak umum bukan untuk kepentingan pribadi semata. Sejatinya pemerintah dapat melakukan evaluasi hasil kinerja mereka dengan melihat kondisi negeri ini sesuai yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Sebagai kaum intelektual, mahasiswa sudah seharusnya memiliki integritas dan daya kritis yang tinggi dalam menanggapi setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, karenanya dengan kemampuan ini akan banyak aspirasi yang berguna untuk memperbaiki Negara ini pada masa yang akan datang.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023