Bangga dengan Bhinneka Tunggal Ika


Oleh : Muhamad Umar
Indonesia merupakan negara kesatuan yang maha kaya, kaya budaya, ras, suku, etnik dan bahasa. Keanekaragaman ini membuat kita sebagai warga negara Indonesia merasa bangga, bahkan negara Indonesia pernah disebut macannya asia. Banyak negara lain iri dengan apa yang di punyai bangsa maha kaya ini. 

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi saksi semboyan negara ini, dimana semboyan ini berartikan  "berbeda-beda tapi tetap satu jua", bagi bangsa Indonesia kalimat ini merupakan kalimat pengikat atau pemersatu. Kalimat tersebut mempunyai makna yang kental agar masyarakat senantiasa utuh dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masyarakat juga tidak mudah terpecah belah. 

Dewasa ini bangsa Indonesia sudah mulai terganggu kebhinnekaannya, apalagi menyangkut persatuan yang mulai digoyahkan oleh orang-orang yang memang ingin meruntuhkan tali kuat persaudaraan persatuan, serta mengambil yang namanya isi kekayaan bangsa ini. Seperti halnya  dalam masalah etnik bahkan agama sekalipun.
Semua itu dijadikan masalah apapun  untuk memperkeruh suasana si punya rumah oleh asing aseng untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bangsa ini mulai goyah tidak seperti zaman presiden Soekarno. Apa arti dari Bhinneka Tunggal Ika jikalau masyaratkatnya bertumpah darah, saling sikut  hanya untuk kekayaan, jabatan dan kekuasaan. 

Miris memang, bangsa Indonesia sedang diuji oleh pemimpin-pemimpin yang asik mendiskusikan penggusuran rakyat , melindungi yang bersalah , membuat huru hara , menyerang dengan gas air mata dan membentengi dirinya dengan janji busuknya. Apakah ini yang dinamakan Bhinneka Tunggal Ika , tentunya bukan, ini hanya sebatas kegaduhan yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin kita yang diprakarsai oleh asing aseng. 

Hal yang perlu kita perhatikan saat ini yaitu bertindak dengan cara positif yang diawali dengan do'a  kemudian tindakan supaya bangsa ini kedepannya menjadi lebih baik serta tidak terjadi lagi yang namanya perpecahan dan jangan sampai kita mengatakan ataupun berbicara seenaknya tentang kesatuan yang didalamnya mengandung unsur penghinaan seperti halnya yang ramai dibicarakan yaitu mengina atau menistakan agama. 

Penulis, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023