Berdakwah Melalui Arisan Amal Manajemen

Oleh: Linda Tunaerah,

Belajar dari sosok Mario Teguh yang berdakwah dengan konsep tanpa melabelkan diri sebagai agamawan (Ustadz) namun sarat akan materi dakwah. Motivasi-motivasi yang dihadirkannya begitu sederhana sehingga mudah diterima oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Muncul ide untuk membuat suatu usaha atau lembaga yang lumrah bagi masyarakat namun di dalamnya berisi kegiatan dakwah yakni Arisan Amal Managemen.

Arisan Amal Manajemen adalah sebuah lembaga sosial yang menjadikan arisan - yang banyak digemari kalangan wanita dewasa- sebagai bentuk kegiatan utama. Dalam aplikasinya kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan syi’ar Islam dan membantu kaum wanita yang terlantar.
Dua elemen yang saling bersinergi dalam kegiatan ini adalah arisan para ibu-ibu pejabat, pengusaha ataupun yang berkecukupan dan arisan Ibu-Ibu miskin dan gelandangan yang ditampung, dididik dan dipekerjakan dalam naungan lembaga sosial ini.

Salah satu alasan yang mendasari munculnya ide ini adalah konsep kegiatan arisan sangat disukai Ibu-Ibu. Kegiatan sosial ini  biasanya digemari oleh para dermawan yang berkecukupan, namun kemudian diarahkan untuk membantu wanita-wanita gelandangan sehingga menjadi kegiatan positif dan memberi peluang pekerjaan bagi para wanita gelandangan tersebut.

Adapun langkah aplikasi program ini yakni membuat promosi dan managemen kecil terlebih dahulu untuk mengajukan proposal kerja sama kepada Ibu-Ibu pengusaha, pejabat dan dermawan untuk bergabung menjadi anggota Arisan Amal dengan jumlah Arisan perbulan 1 juta. Ibu-Ibu ini biasanya mempunyai beribu ide usaha yang bisa dijalankan untuk melipat gandakan keuntungan uang arisan awal tersebut

Uang Arisan amal akan dimanfaatkan menjadi modal awal bagi para wanita-wanita gelandangan. Mereka dikumpulkan, dididik dan dipekerjakan dalam usaha yang dimodali dana hasil Arisan Ibu-Ibu arisan tadi. Misalnya mereka diajarkan untuk mampu menjahit, membuat kue, jajanan atau membuat kerajinan tangan.

Seiring berjalannya waktu peserta arisan amal ini akan diperluas dan diperbanyak sehingga semakin banyak donasi yang terkumpul yang bisa dijadikan modal membangun tempat penampungan wanita gelandangan dan juga dibuat untuk modal mendirikan tempat usaha. Jika telah mencukupi, penghasilan dari usaha akan dibagi 3 yakni untuk Ibu-Ibu arisan pemodal, pihak manajemen dan Ibu-Ibu gelandangan pekerja.

Keuntungan bagi Ibu-Ibu arisan sebagai pemilik modal di awal akan mendapatkan penghasilan dalam jangka panjang, modal mereka akan berlipat dari jumlah setoran arisan awal mereka. Keuntungan ini akan dibagikan dengan cara dikocok setiap bulan layaknya sistem arisan.

Sebagai pengelola manajemen mendapatkan jatah hasil dari mengelola dan juga partisapasi sebagai pemodal sehingga ikut pula mendapatkan jatah arisan bulanan. Untuk Ibu-Ibu gelandangan tentu program ini sangat membantu mereka terbebas dari kemiskinan. mendapatkan bagi hasil dan merekapun diwajibkan mengikuti kegiatan arisan antar mereka sebagai bentuk pembiasaan mereka untuk menabung. Dengan demikian jatah arisan dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan kehidupan mereka.

Dalam kegiatan arisan biasanya ada perkumpulan, Untuk itu terbuka kesempatan bagi semua anggota untuk berjualan atau mempromosikan diri dan usahanya. Kaitannya dalam dakwah tentu kegiatan ini sangat mengandung nilai dakwah karena mengajak para Ibu-Ibu yang mampu dan dermawan untuk beramal namun sekaligus berarisan, sementara mengajak Ibu-Ibu gelandangan untuk berwiraswasta dan tak lupa dalam kegiatan ini akan diadakan pengocokan arisan yang akan dibarengi kegiatan dakwah dengan mengundang Ustadzah untuk menambah kelimuan agama dan membangun silaturahim. Dapat pula dalam kegiatan ini para dermawan membuat sumbangan untuk yatim piatu maupun dhuafa.

Sebagai manajer, saya harus mampu melakukan yang terbaik dan mengatur promosi dan mengolah keungan dengan baik dengan membangun manajemen kecil yang kompeten sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dan kepercayaan para donatur arisan tetap terjaga dan para Ibu-Ibu gelandangan tertangani dengan baik.

Penulis, Mahasiswa Pascasarajan UIN Bandung Prodi S2 KPI

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023