Toleransi di Indonesia, Harusnya Bagaimana?

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan lebih dari 273 juta penduduk, memiliki enam agama yang diakui dan 1.340 suku bangsa. Dengan fakta tersebut, tak heran jika masalah toleransi kerap kali muncul dan menjadi perbincangan di masyarakat dan media sosial. Lalu, bagaimana seharusnya toleransi diterapkan di Indonesia?

            Toleransi pada dasarnya adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan. Masyarakat Indonesia seharusnya bisa mewarisi sikap toleransi. Mengingat, toleransi seharusnya bukan hal yang baru untuk diterapkan. Karena sedari kecil, kita sudah terbiasa dengan perbedaan yang ada di sekitar.

            Sebelum membahas tentang bagaimana cara toleransi, alangkah lebih baiknya mengetehui terlebih dahulu penyebab menguatnya sikap intoleransi di Indonesia. Menurut Ketua Satgas Nusantara sekaligus Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Gatot Eddy Pranomo, terdapat tiga faktor yang menyebabkan menguatnya intoleransi di Indonesia. Pertama, globalisasi. Kedua, demokrasi yang didominasi low class. Ketiga, perkembangan media sosial.

            Oleh karena itu, toleransi haruslah diajarkan sedari kecil dengan cara mengenalkan berbagai macam agama, suku bangsa, bahasa, sampai kedudukan seseorang. Dengan cara itu, maka anak-anak akan terbiasa dengan perbedaan sedari kecil. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun harus terbiasa dengan perbedaan. Karena, isu toleransi biasanya muncul karena orang dewasa yang tidak bisa menerima perbedaan.

            Jika ingin pilihannya dihormati, maka hormati juga pilihan orang lain. Hidup dengan menerapkan sikap toleransi akan membuat lingkungan terasa aman, nyaman, tentram, dan damai. Toleransi sejatinya merupakan sikap yang harus dimiliki setiap orang di seluruh belahan dunia. Dengan adanya toleransi, akan tercipta rasa kasih sayang dan kekeluargaan. Sehingga, setiap manusia tidak akan merasa kesepian karena meskipun ada perbedaan, tapi tidak membeda-bedakan.

 

 

Yulia Rahma Kamila

Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan