Potensi Cuaca Ekstrem Selama Periode Peralihan Musim (Pancaroba)

Pancaroba adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Memasuki masa pancaroba atau peralihan musim, masyarakat perlu selalu bermawas diri dan hati-hati. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun sudah menghimbau seluruh masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (Pancaroba) dalam press-release yang diunggah dilaman websitenya pada tanggal 22 September 2021. 

Salah satu ciri umum saat periode peralihan musim adalah adanya potensi perubahan cuaca yang relatif lebih cepat dan ekstrem. Arah angin yang bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa tiba-tiba berubah secara ektrem dari panas ke hujan atau sebaliknya. Sebagai contoh, pada pagi dan siang hari, cuaca cerah-berawan dengan kondisi panas yang cukup terik dan tingkat kelembapan serta suhu udara dalam batas wajar atau normal, namun, tiba-tiba sore hingga malam, cuaca berubah menjadi hujan angin disertai petir. 

Umumnya, kondisi tubuh manusia akan menyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya. Namun, terlalu cepatnya perubahan cuaca yang terjadi di masa pancaroba, membuat kondisi tubuh manusia tidak mampu mengontrol perubahan suhu yang amat sangat cepat tersebut. Sehingga, menyebabkan manusia rentan jatuh sakit. Penyakit yang rentan terjadi di masa pancaroba diantaranya adalah demam berdarah dengue (DBD), influenza, nyeri sendi, chikungunya, asma, serta gangguan pencernaan.

Sebagai masyarakat, kita dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah agar tidak mudah jatuh sakit. Langkah awal yang dapat kita terapkan dari diri sendiri adalah senantiasa memiliki waktu istirahat yang cukup, bagi anak usia sekolah, disarankan untuk tidur selama sembilan sampai sebelas jam per hari, remaja usia 14-17 tahun, disarankan untuk tidur selama delapan sampai sepuluh jam per hari, dan bagi orang dewasa, disarankan untuk tidur selama tujuh sampai sembilan jam per hari. Lalu dapat diimbangi dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi, banyak mengonsumsi air putih, olahraga yang teratur, minimal satu kali dalam seminggu, serta tidak lupa untuk tetap berjemur 10-15 menit di pagi hari dan menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

Selain itu, potensi cuaca ekstrem yang terjadi selama periode peralihan musim (Pancaroba) ini juga berdampak pada banyaknya bencana alam yang terjadi. Sehingga membuat beberapa pejabat daerah memutar akal dan bersiap-siap akan kemungkinan terjadinya bencana alam. Bencana alam yang mungkin terjadi di masa pancaroba adalah banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, serta pohon tumbang.

Baik pejabat daerah mapun masyarakat, harus selalu mawas diri serta berhati-hati sedari dini untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi akibat potensi cuaca ekstrem selama periode peralihan musim (Pancaroba), baik kemungkinan rentan timbulnya suatu penyakit maupun terjadinya bencana alam. Langkah yang bisa diambil adalah dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, atau dengan menyelenggarakan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) untuk mewujudkan Indonesia sehat yang terbebas dari momok menakutkan akibat potensi cuaca ekstrem selama periode peralihan musim (Pancaroba) ini. 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023