Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau selalu menjadi prahara bagi sebagian masyarakat, contohnya bagi para nelayan di pesisir laut Indonesia. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak awal bulan oktober lalu kita telah memasuki masa peralihan, dimana yang sebelumnya musim kemarau beralih menjadi musim hujan, atau biasa kita sebut pancaroba. Masyarakat pun dihimbau agar selalu waspada dan hati-hati terhadap cuaca yang terjadi setiap harinya.
Khususnya bagi para nelayan, ini menjadi rambu bagi mereka karena aktivitas yang mereka lakukan mayoritas dilakukan di laut, ini tentu merupakan suatu hal yang harus diwaspadai, karena biasanya pada saat pancaroba gelombang tinggi, badai, angin kencang, atau cuaca buruk dapat sewaktu-waktu terjadi. Ketinggian gelombang bisa mencapai kisaran 4 - 6 meter, maka dari itu nelayan diharapkan agar selalu waspada.
Selain bahaya yang mengancam, pancaroba juga mempengaruhi hasil tangkapan yang mereka dapatkan, mungkin sebelum musim peralihan, hasil ikan yang ditangkap akan sesuai target atau bahkan melebihi dari target. Namun pada saat musim peralihan, dengan adanya gelombang tinggi disertai angin kencang, itu bisa mengakibatkan hasil tangkapan ikan menjadi berkurang secara signifikan.
Maka dari itu, BMKG menghimbau kepada nelayan untuk terus mengupdate informasi cuaca sebelum memutuskan untuk berlayar. Selain membaca tanda-tanda alam seperti kemunculan awan Cumulonimbus yang berbentuk seperti bunga kol bergulung-gulung, lanjut dia, nelayan perlu juga mengakses informasi cuaca real time yang dikeluarkan pemerintah melalui BMKG. Informasi dari BMKG tersebut dijadikan pijakan keputusan, apakah akan melaut atau tidak. Kapan harus berlayar, dan kapan harus menunggu. Waktu menunggu bisa dimanfaatkan untuk perbaikan kapal atau jaring
Berdasarkan analisis BMKG, sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya. Wilayah-wilayah tersebut di antaranya adalah sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan, dan Papua bagian selatan.
Maka dari itu semua lapisan masyarakat terutama nelayan agar selalu memantau perkiraan cuaca yang diberikan BMKG, serta selalu waspada dan mengutamakan keselamatan. Karena badai yang mengancam begitu membahayakan, dan mulailah bijak saat melaut, gunakanlah kapal yang layak pakai, jangan melaut saat cuaca sedang mendung, serta jangan melaut terlalu lama. Karena pada saat pancaroba perbuahan cuaca dan suhu sangatlah cepat terjadi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar