Menerima Perbedaan Membawa Perdamaian

Bhineka Tungal Ika, begitulah semboyan yang di junjung bangsa Indonesia. Sebuah untaian kalimat yang menggambarkan keadaan Indonesia dari sebuah keberagaman suku bangsa, agama, bahasa dan budaya yang bersatu padu menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagaimana fakta yang menyebutkan bahwa bangsa Indonesia terbentuk atas persatuan dan keberagaman. Tanpa adanya toleransi dengan perbedaan, mustahil negara ini ini bisa bertahan dan berdiri hingga detik ini. Walaupun terkadang masih banyak tindakan-tindakan yang menciptakan problem sosial seperti disintegrasi, primordialisme, etnosentris, bahkan muncul konflik pada masyarakat.

Lalu, mau sampai kapan perpecah belahan ini terjadi? Bukankah dahulu kita merdeka atas hasil jerih payah dari persatuan antar bangsa? Munculnya toleransi untuk menghalau setiap gerakan yang berupaya untuk memecah belah persatuan. Sikap toleran ini sebagai wujud rasa menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.

Disinilah pentingnya untuk bersikap toleransi antar sesama sebagai faktor untuk mewujudkan kerukunan antar bangsa. Namun, sebagai negara plural tentu saja kita akan berdampingan dengan perbedaan yang ada, walaupun realitanya keberagaman cenderung menjadi beban daripada modal bangsa Indonesia yang tak jarang akan memunculkan konflik berkaitan dengan keberagaman itu sendiri.

Pilar persatuan akan tetap tegak jika semua pihak mampu untuk hidup secara berdampingan. Tentunya hal tersebut dibutuhkan adanya kesaadaran masing masing pihak akan ikatan yang sama untuk mempersatukan mereka. Ikatan inilah yang secara kultural akan mewujudkan perdamaian.

Oleh karena itu, setiap individu harus bijak dalam menanggapi suatu permasalahan terutama yang berbau SARA yang sering kali menjadi sumber perpecahan dari kemajemukan masyarakat. Penyikapan yang kurang bijak hanya akan menimbulkan petaka sosial bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi orang lain. Disinilah kedewasaan kita sebagai makhluk sosial di uji untuk memahami perbedaan yang ada maupun bisa menerima di tengah keberagaman.

 

Nisa Fadhilah

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023