Hadirnya Toleransi Mempererat Persaudaraan

Toleransi merupakan sikap yang berarti sabar dalam  sesuatu yaitu sikap manusia yang mengambil aturan yang sudah di tentukan yang di mana manusia dapat saling bisa menghargai satu sama lain walaupun berbeda keyakinan terhadap seseorang tersebut, dalam toleransi kita tidak di perbolehkan menghina atau mengejek seseorang yang kepercayaannya berbeda dengan kita. Dimana dalam kelompok masyarakat yang menempati mayoritas di lingkungan tersebut harus dapat menerima kelompok masyarakat sedikit yang tinggal bersama kelompok tersebut.

Kebebasan dalam beragama dalam bertoleransi itu sangat menarik untuk di bahas karena mencakup dalam menghargai atau saling mencintai satu sama lain terhadap satu kelompok yang berbeda-beda, toleransi di hadirkan untuk manusia yang mencintai kedamaian, kemakmuran, dan rasa saling menghargai terhadap perbedaan keyakinan sesuai kepercayaan masing-masing. Yang membuat satu kelompok dengan kelompok lain berdamai secara kekeluargaan.

Salah satu hal yang harus kita cantumkan dalam toleransi lebih tepatnya dalam toleransi keagamaan, masyarakat harus bisa saling mengerti atau memahami apa yang sudah menjadi keputusan orang-orang yang berbeda keyakinan, kita tidak bisa harus memaksa seseorang untuk sama dalam keyakinan, karena yang berhak menentukan itu adalah diri kita sendiri atau keyakinan pribadi.

Di dalam toleransi juga kita di ajarkan untuk saling tolong menolong tanpa harus melihat atau memandang agama, ras, suku, ataupun antar golongan. Dengan menghargai keputusan seseorang yang berbeda keyakinan dengan kita itu akan menjadikan kita hidup damai dan lebih banyak lagi ikatan persaudaraan yang menjadikan antar kelompok hidup dengan tenang tanpa harus melibatkan perdebatan.

Adapun perbedaan manusia dalam keyakinan diri sendiri kita serahkan kepada Tuhan. Karena dialah yang bisa menghendaki dan yang menciptakan manusia. Kita tidak harus menghakimi satu sama lain karena perbedaan ataupun keyakinan, justru seharusnya kita bisa mengelola perbedaan ini menjadi hal yang bisa membentuk suatu perbuatan yang positif, bukan untuk di jadikan bahan sumber konflik tersebut yang dapat menimbulkan keributan antar kelompok.

Oleh : Siti Muhibatul Rohmah
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

Tidak ada komentar

© Dakwahpos 2024