Ayam-ayam Ternak Alami Stress Saat Hadapi Pancaroba

Hampir seluruh bagian tubuh ayam dapat dikonsumsi dengan gizi yang bervariasi, mulai dari daging, telur, bahkan organ dalam ayam. Contohnya saja, dalam 100 gram dada ayam tanpa kulit yang sudah matang mengandung 31 gram protein, dengan lemak yang terbilang rendah. Kebutuhan protein masyarakat yang lebih menjurus pada hal praktis dan ekonomis menjadikan ayam sebagai sumber utama. Sehingga, hasil ternak ayam menjadi salah satu komoditas ekonomi yang menguntungkan. 

Namun terkadang, di balik suksesnya usaha peternakan ayam dengan kebutuhan yang tiada habisnya, silang-sengkarut dalam membangun roda perekonomian ini juga tak kalah berat. Berbagai masalah muncul, terlebih saat faktor eksternal yang mempengaruhi tanpa terduga. Salah satunya adalah musim pancaroba, di mana merupakan musim peralihan yang menyebabkan cuaca tak menentu. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau bahwa musim pancaroba akan menimbulkan cuaca ekstrem. Curah hujan yang terbilang tinggi menjelang sore hari, cuaca dingin di pagi hari, dan ketika siang hari akan terasa sangat panas. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kondisi hewan ternak khususnya ayam. 

Ayam merupakan salah satu hewan ternak yang terbilang rentan, suhu dalam kandang harus benar-benar stabil dan konstan. Apabila terjadi penurunan suhu sedikit saja, pengaruh tersebut cukup besar bagi ayam. Maka dari itu, di zaman serba canggih ini, peternakan ayam banyak menggunakan teknologi tinggi dengan fasilitas yang memadai guna mendapat kualitas ayam terbaik.  

Saat musim hujan seperti malam hari, suhu akan terasa dingin. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan ayam khususnya doc (Day Old Chick) ayam yang masih berusia sekitar satu hari. Doc akan kedinginan, dan besar kemungkinan mati karena seringkali tidak mau makan. Kemudian saat musim panas atau di siang hari ayam-ayam akan berpencar mengisi seluruh volume ruangan, bergerak dan makan dengan bebas. Akan tetapi, jika hujan turun mereka akan berkumpul dalam satu titik penerangan seperti lampu untuk mencari kehangatan. 

Jika siklus ini berlangsung dalam kurun waktu yang terbilang panjang, maka ayam-ayam akan mengalami stress. Suhu yang tidak teratur membuat ayam kelimpungan mencari titik kestabilan, sehingga banyak ayam yang menjadi sakit, dan seringkali mudah menular kepada ayam yang lain. Ayam-ayam yang mengalami gangguan stress, besar kemungkinan akan mati, jika sudah begitu para peternak akan merugi, harga ayam di pasar pun turut melejit tinggi. 
Para peternak musti cepat tanggap terhadap hal-hal eksternal yang tak terduga, sebab cuaca ekstrem akan muncul kapan saja.

Dibutuhkan setidaknya penghangat ruangan tambahan untuk menanggapi curah hujan yang terus-menerus terjadi, atau menambah titik penerangan dari lampu yang memungkinkan timbul kehangatan. Hampir seluruh makhluk hidup mengalami ganggaun saat pancaroba. Bukan hanya manusia, ayam pun sama, karena hewan adalah makhluk yang cukup rentan khususnya pada kondisi ekstrem.

Qisthy Anjani
Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023