Jauhilah Fahsya, Simak Alasan dan Maknanya

Bandung, Dakwahpos.com- Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan kegiatan kultum rutinan, Rabu (23/06/2021). Kegiatan yang diisi oleh dosen Fakultas Adab dan Humaniora Ustadz Dr. A. Jamjam M.Ag ini mengangkat tema "Jauhilah Fahsya".

Menurut Dr. A. Jamjam M.Ag Fahsya diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah perbuatan keji dan inilah salah satu perbuatan buruk, sikap buruk yang senantiasa terulang kalimatnya dalam Al-Qur'an, Sebanyak 24 kali Allah menyebutkan Fahsya yang tersebar dalam 15 surat.
"Tentunya kita harus mengkaji apa sebenarnya perbuatan keji ?, perbuatan keji yang dimaksud dengan fahsya adalah perbuatan yang senantiasa kotor, sangat rendah, bahkan dari berbagai perubahan bentuk fahsya, bahkan fahisyah yang diungkapkan dalam Al-Qur'an itu mengandung makna perbuatan yang kotor, kecurangan, dan pelanggaran. Itulah fahsya dan fahisya kalo melihat dari segi bahasa. Sehingga dengan pengertian itu perbuatan keji yang diungkapkan dalam Al-Qur'an dengan kata fahsya adalah perbuatan yang telah keluar dari norma manusia bahkan norma hukum syar'i yang telah di tetapkan oleh Allah Swt,"Jelasnya.
Ada minimal lima makna fahsya yang di ungkapkan dalam Al-Qur'an, pertama terkait perzinahan dalam surat Al-Isra ayat 32 yang berarti fahsya itu bermakna perbuatan zinah, perbutan keji yang menurunkan martabat manusia.
Yang kedua adalah inces, seseorang yang menguji hubungan percintaan atau hubungan intim dengan orang lain, dan yang lain itu adalah keluarganya sendiri, artinya dia melakukan percintaan dengan keluarganya sendiri, itulah fahsya yang diungkapkan dalam surat An-Nisa ayat 22.
Yang ketiga adalah homoseksual atau lesbian, di ungkap dalam surat Al-A'raf ayat 80, yang terjadi pada zamannya Nabi Luth, homoseksual yakni laki-laki dengan laki-laki bahkan perempuan dengan perempuan itu fahisyah.
Fahsya yang selanjutnya adalah selingkuh, An-Nisa ayat 15 mengungkapkan bahwasannya perbuatan selingkuh adalah fahisyah. Yang keempat adalah tidak memakai pakaian ketika tawaf dalam surat Al-A'raf ayat 28. Yang kelima adalah kikir, dalam surat Al-Baqarah ayat 208 Allah mengungkapkan bahwasannya setan itu menakuti kamu dengan kefakiran, kemiskinan dan senantiasa menyuruh kekikiran.
"Pada dasarnya seseorang melakukan fahisyah perbuatan keji itu karena ulah manusia itu sendiri, diantaranya karena keimanan dan ketaqwaan yang ada dalam dirinya sangat lemah dan sangat rapuh. Orang yang lemah imannya dia akan melakukan berbagai kesesatan, diluar akal sehat dan lain sebagainya, untuk itu maka pantas jika ketaqwaan adalah spiritual yang harus dihidupkan supaya manusia itu dengan ketaqwaannya tau mana taat dan mana maksiat,"pungkasnya. 
Reporter : Muhammad Rafli Ashar 
Mahasiswa KPI-3C UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023