Dakwahpos.com, Bandung- Pada hari kamis, tanggal (22/7) melalui chanel youtube Masjid Ikomah mengadakan sebuah kajian kitab kuning (KAKIKU) yang berisi tentang kajian tafsir Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 51-54. Mahasiswa sangat antusias mengikuti kajian tersebut.
Kali ini pemateri dari kajian tafsir al quran surat al-baqarah ayat 51-54 ini adalah Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag Beliau merupakan salah satu dosen yang ada di UIN SGD Bandung. Dengan pembawaan yang dibawah oleh pemateri tersebut dirasa sangat bermanfaat.
Dalam surat tersebut berceritakan tentang kaum nabi musa yang menyembah patung anak sapi, Merekalah yang di panggil kaum jahiliyah karena yang dilakukan tersebut merupakan hal yang bodoh. Mereka tau benda tersebut mati namun mereka tetap menyembah. Padahal secara perkembangan mereka maju tetapi mereka tetap saja melakukan hal yang bodoh.
Ketika itu nabi Musa AS hanya meninggalkan mereka selama 40 hari saja, tetapi mereka membodohi diri mereka dengan menyembah patung anak sapi. Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun kepada hamba-Nya. Walaupun Bani Israil telah melakukan kekafiran dan kemusyrikan sedemikian rupa, namun Allah masih memberikan maaf dan ampunan kepada mereka, agar mereka mensyukuri-Nya.
"Supaya menutup memori tentang penyembahan patung, sehingga nabi melarang penyembahan dalam bentuk apapun seperti patung yang menyerupai seseorang atau pun gambar-gambar yang ada didalam rumah kalian" ujarnya dalam ceramah tersebut.
Dalam ayat ini Allah swt mengingatkan lagi kepada mereka tentang nikmat-Nya yang lain yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada mereka sebagai bukti untuk menguatkan kerasulan Nabi Musa a.s. Kitab tersebut diturunkan kepada mereka melalui Nabi Musa a.s. untuk mereka jadikan petunjuk.
Dengan memahami isinya serta mengamalkan syariat dan petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya, diharapkan mereka kembali menjadi orang baik-baik, dan tidak lagi terjerumus kepada kesesatan yang lain, misalnya menyembah patung-patung, dan sebagainya.
Kemudian Musa a.s. mengatakan kepada mereka bahwa bertobat dan membunuh diri sebagai pernyataan tobat itu lebih baik bagi mereka di sisi Allah daripada terus-menerus berbuat kedurhakan yang menyebabkan mereka ditimpa azab. Apabila mereka telah bersih dari dosa itu, barulah mereka patut menerima pahala dan ganjaran.
"Bertobatlah agar segala sesuatu dimaafkan oleh Allah, dan Allah tidak menuntut tobatnya seseorang. Allah bisa saja memberikan hidayah kepada hambahnya. Namun tidak diberikan dengan begitu saja" pungkasnya
Semoga hal ini bermanfaat dan mengambil ibrah dari kisah nabi musa as sebagai penambah keimanan kita sebagai ummat islam itu sendiri.
Reporter: Arif Nugraha
Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung jurusan KPI 2020
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan