Oleh: Retno Fauziah Umami
Musim kemarau sudah menjadi hal yang biasa terjadi di negeri ini,
sebagian besar wilayah di Indonesia dilanda kemarau setiap tahunnya.
Namun, kemarau masih menjadi masalah yang menakutkan bagi semua orang,
mengingat banyaknya dampak buruk yang disebabkan oleh musim kemarau.
Krisis air adalah salah satu dari dampak buruk tersebut. Masalah
krisis air menjadi sangat serius karena air adalah sumber kehidupan,
bukan hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhanpun membutuhkannya. Semua
makhluk hidup tidak bisa bertahan tanpa air. Jadi air sangatlah
penting.
Saat kemarau datang pasokan air di sungai menyusut drastis, lahan
pertanian kekeringan dan menyebabkan gagal panen, serta sumur-sumur
mengering. Di sisi lain kebutuhan air terus meningkat, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi dan mencuci.
Bayangkan saja bagaimana rasanya warga menghadapi semua ini. Mereka
mungkin sangat resah dan gelisah. Krisis air bukan monster, tapi dia
sangat menakutkan. Maka masalah krisis air harus segera diatasi agar
warga tidak menderita.
Krisis air dapat ditaklukan. Langkah awal mengatasi krisis air di
musim kemarau yaitu dengan mencari sungai atau sumber mata air
terdekat, dan membuat saluran irigasi untuk distribusi air, hingga
melakukan pembangunan waduk untuk penampungan air, jika suplai air
bersih masih kurang sebaiknya warga setempat meminta bantuan kepada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengirimkan tangki air bersih
ke daerah tersebut.
Bagi daerah yang mengalami krisis air saat kemarau panjang dan
letaknya jauh dari sungai atau sumber air lainnya sebaiknya dilakukan
pembuatan sumur bor. Penyediaan air bersih melalui sumur bor akan
sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air untuk
aktivitas sehari-hari. Kesadaran masyarakat juga mempunyai pengaruh
penting untuk mengatasi krisis air. Misalnya seperti masyarakat
tergerak untuk melakukan penghijauan, tidak boros dalam menggunakan
air, tidak membuang sampah ke sungai, serta menjaga lingkungan agar
tetap bersih.
Retno Fauziah Umami, Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Posting Komentar