Mengembalikn Muruah Dengan Meningkatkan Ahlak yang Baik



oleh Atika Agustina

Universitas adalah tempat pendidikan tertinggi untuk menimba ilmu. Perkembangan bangsa ini untuk menjadi sebuah negara maju tergantung dari kualitas para penduduknya. terkhususkan para generasi muda yang intelek dan aktif untuk membentuk negara ini menjadi maju. Tak luput itu, setiap universits berlomba untuk menjadikan Universitas nya menjadi yang terunggul dengan caranya masing-masing untuk menjadi Universitas yang  di minati banyak calon mahasiswa nya. tentu untuk melihat kualitas suatu lembaga pendidikn bisa di lihat dari para alumninya ataupun para pengajar disana. Pastinya para pengajar atau dosen disana bukan orang sembarangan dan sudah terdidik.

Namun apa jadinya jika sebuah universitas besar yang sudah sangat maju dan termasuk universitas favorit di Indonesia memiliki rektor yang tersandung masalah skandal plagiarisme. Plagiarisme merupakan ''pelanggaran berat'' di bidang akademis. Padahal kampus dalah benteng intelektual dan moralitas akademis. Tak hanya itu,Prof Dr Djaalil selaku rektor UNJ  pun tersangkut masalah nepotisme. Tentu universitas ini sudah di nilai buruk dari sudut pandang masyarakat. Kenapa bisa seorang rektor universitas ternama dan tentu nya berpendidikan itu melakukan plagiarisme demi menaikan gelarnya. Bukan kah jika memang benar-benar ingin menaikan gelarnya itu dengan melakukn riset yang sungguh-sungguh dan bekerja keras hingga menghasilkan apa yang di inginkan

Nasi sudah menjadi bubur, nama baik perguruan bagus ini sudah tercoreng. Mungkin masyarakat sudah mulai meragukannya. Untuk hal itu, walaupun pihak kampus sendiri sudah memecat dan akan mencopot gelar yang bersangkutan itu belum lah menutupi semua nya. jika atasannya seperti itu, lantas bagaimana bawahannya? Pihak kampus perlu menyeleksi dengan sesama para staf yang profesional dan benar ahli di dalam bidangnya. Harus melakukan perbaikan yang terlihat oleh masyarakat luas dan yang terpenting adalah benahi dan ajarkan pendidikan ahlak yang baik. Bukan kah ahlak berada di posisi teratas dalam kasus ini? Banyak masalah terjadi, secerdas apapun seseorang apabila ahlaknya jelek lantas mempergunakan kecerdasannya untuk hal yang negatif bagaimana dengan negara ini? Yang pintar akan gampang mengendalikan keadaan. Maka dari itu, bukankah pendidikan ahlak seharusnya menjadi pendidikan terpenting dan mendasar dalam mencari ilmu pengetahuan.

Sangat miris hal ini terjadi, walaupun plagiarisme dapat dikatakan pelanggaran yang berat ada yang menganggap hal ini wajar dan banyak terjadi di era digital yang hebat ini. Lantas apa hebtnya digital yang dapat membodohi dan mengendalikan penggunanya dan bukan sebaliknya. Menurut saya ini tetap salah. Yang hitam akan selalu menjadi hitam tak bisa ditoleransi apalagi jika sudah ada bukti mutlak. Dan Universitas dan kepolisian harus bertindak sesuai hukum dan membangun kembali Muruah perguruan tinggi yng sudah tercemari.

Mahasiswa KPI UIN Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

const firebaseConfig = { apiKey: "AIzaSyCPAdTjXvMUnUD46n0bRggsWp1N5ltcFE4", authDomain: "dakwahpos-f19f6.firebaseapp.com", databaseURL: "https://dakwahpos-f19f6-default-rtdb.firebaseio.com", projectId: "dakwahpos-f19f6", storageBucket: "dakwahpos-f19f6.appspot.com", messagingSenderId: "985683012202", appId: "1:985683012202:web:cefa5753c2e100141df813" }; // Initialize Firebase const app = initializeApp(firebaseConfig);