Perkembangan kasus Kanjuruhan dinilai masih sangat lambat. Banyak pihak merasa bahwa kejadian ini selalu ditutup-tutupi dan tidak transparan dalam prosesnya. Menilik dari kejadian serupa yang terjadi di masa lalu, hal serupa macam ini juga terlihat pada tragedi Hillsborough, Inggris tahun 1989. Dalam peristiwa naas tersebut terdapat 96 korban dan kasus tersebut seolah-olah tidak menemui titik terang dan baru selesai dituntaskan pada 2021 lalu.
Jangan sampai kasus tragedi Kanjuruhan juga terurai kusut seperti tragedi Hillsborough. Tragedi Kanjuruhan merupakan kejadian yang terjadi di zaman modern dan sudah seharusnya berbagai peralatan canggih dan kecerdasan manusia mampu mengungkap kasus ini lebih cepat. Tidak perlu menunggu sampai 30 tahun lebih agar kasusnya dapat terungkap.
Salah satu orang yang sekiranya tersangka sebagai "dalang" dari peristiwa ini, yaitu Mochamad Iriawan atau Iwan Bule masih saja bebas berkeliaran dan memberikan statement pembelaan diri di sana-sini serta selalu mangkir dari panggilan kepolisian dengan berbagai alasan. Bahkan, FIFA selaku badan tertinggi sepak bola saja seolah tidak terlalu peduli dengan kejadian ini, ketika datang mereka seolah-olah merasa bahwa tidak terjadi apa-apa di Indonesia dan bahkan malah melakukan fun football bersama jajaran PSSI sembari tersenyum dan tertawa.
Hal semacam ini merupakan sebuah gambaran mengenai bobroknya sistem pemerintahan di dalam institusi sepak bola nasional. Ketika sudah saatnya melakukan pertanggungjawaban terhadap sesuatu yang terjadi, malah mengelak dan mementingkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan penyelidikan tragedi Kanjuruhan. Apabila Iwan Bule masih mempunyai harga malu maka sudah seharusnya beliau keluar dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. #UsutTuntasKanjuruhan
Hamka Elgifari
Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung
Jangan sampai kasus tragedi Kanjuruhan juga terurai kusut seperti tragedi Hillsborough. Tragedi Kanjuruhan merupakan kejadian yang terjadi di zaman modern dan sudah seharusnya berbagai peralatan canggih dan kecerdasan manusia mampu mengungkap kasus ini lebih cepat. Tidak perlu menunggu sampai 30 tahun lebih agar kasusnya dapat terungkap.
Salah satu orang yang sekiranya tersangka sebagai "dalang" dari peristiwa ini, yaitu Mochamad Iriawan atau Iwan Bule masih saja bebas berkeliaran dan memberikan statement pembelaan diri di sana-sini serta selalu mangkir dari panggilan kepolisian dengan berbagai alasan. Bahkan, FIFA selaku badan tertinggi sepak bola saja seolah tidak terlalu peduli dengan kejadian ini, ketika datang mereka seolah-olah merasa bahwa tidak terjadi apa-apa di Indonesia dan bahkan malah melakukan fun football bersama jajaran PSSI sembari tersenyum dan tertawa.
Hal semacam ini merupakan sebuah gambaran mengenai bobroknya sistem pemerintahan di dalam institusi sepak bola nasional. Ketika sudah saatnya melakukan pertanggungjawaban terhadap sesuatu yang terjadi, malah mengelak dan mementingkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan penyelidikan tragedi Kanjuruhan. Apabila Iwan Bule masih mempunyai harga malu maka sudah seharusnya beliau keluar dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. #UsutTuntasKanjuruhan
Hamka Elgifari
Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung
