Bencana: akibat geologis atau dosa?

Akhir-akhir ini sering bencana alam semakin kerap terjadi, beruntun dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Bisa kita lihat sendiri, banyak terjadi bencana seperti banjir, gempa bumi, longsor, angin puting beliung, hingga erupsi gunung Merapi dan masih banyak bencana lainnya.

Salah satu contoh bencana alam dalam waktu dekat ini, gempa bumi yang terjadi di cianjur, banjir dibeberapa daerah di Kabupaten Bandung, dan erupsi Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa timur. Gempa Bumi yang terjadi di CIanjur terjadi pada tanggal 26 November 2022 sebanyak 259 kali gempa yang berkekuatan 1,2 sampai 4,2 Mag. Sedangkan Banjir tanggal 22 Oktober2022 yang terjadi pada dibeberapa daerah di Kabupaten Bandung seperti Dayeuh Kolot, Sapan, dan CIdawolong. Sedangkan erupsi Gunung Semeru  terjadi pada Tanggal 5 Desember 2022.

Banyak masyarakat yang terdampak akibat bencana tersebut. Tentunya kerugian dari segi ekonomi, dan mental. Juga beberapa masalah sosiologis antara lain : (1) keluarga yang tidak utuh lagi karena kehilangan salah satu atau beberapa anggota keluarga tersebut; (2) tingkat kemiskinan dan pengangguran menjadi semakin tinggi  karena kehilangan pekerjaan dan usaha; (4) Pendidikan anak terganggu dan mengalami trauma untuk bersekolah.

Lantas, apakah semua ini terjadi akibat masalah geologis atau dosa?

Dari sudut pandang geologis tentu ini adalah bencana alam yang terjadi akibat pergeseran lempeng bumi, panas bumi yang tidak tertahan, dan lain-lain. Namun kita sebagai umat muslim, bencana ini hakikatnya merupakan takdir Allah yang sesuai dengan sunnah-sunnah yang ditelakkan-Nya pada hukum alam. Esensi manusia di alam ini merupakan bagian darinya sehingga manusia tidak dapat melepaskan dari segala peristiwa yang terjadi di alam.

 Lalu apa kaitannya dengan dosa?. Menurut sudut pandang umat muslim tentu sangat berkaitan antara dosa dengan terjadinya bencana. Dalam Al-Quran (Kitab Suci umat muslim), ada ayat yang menjelaskan bahwa setiap musibah yang menimpa manusia disebabkan oleh perbuatannya sendiri. Ayat tersebut ada pada Surat AS-Syura : 30 yang artinya  "Musibah apa saja yang menimpa kalian adalah disebabkan perbuatan tanngan-tangan kalian sendiri. Dan Allah memaafkan Sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". Dan ayat yang dengan gambling meyatakan peran manusia dalam kerusakan alam yaitu surat Ar-Rum ayat 41: "Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka Sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka Kembali (ke jalan yang benar)".

sudah seharusnya menarik perhatian dari berbagai kalangan yang terpanggil untuk memikirkan upaya-upaya dalam mengantisipasi bencana bagi masyarakat terdampak. Kejadian bencana alam yang berdampak pada masyarakat tidak perlu disikapi dengan kepasrahan dan pesimistis. Siklus perubahan alam yang terkadang oleh manusia dianggap sebagai bencana, sesungguhnya adalah bagian dari sejarah kehidupan manusia dan masyarakat yang berada di muka bumi ini. Sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak negatif akibat bencana alam memang perlu kerja sama dari berbagai pihak, tidak saja oleh pemerintah tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dan tentu dari banyaknya kejadian semestinya semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT untuk menjauhi segala larangannya.

 

Diva Rosyana Putra

1214020039

Kpi 3 A

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023