Pengajian tersebut dibimbing oleh enam orang pengajar yang empat diantaranya masih berstatus sebagai mahasiswa. Masing-masing dari mereka memegang kelas yang berbeda, mulai dari kelas Pra-DT (Diniyah Takmiliyah) sampai kelas 6 SD. Terdapat perbedaan metode dalam mengajar pada tiap-tiap kelas tersebut. Misalnya pada kelas Pra-DT, pengajar menerapkan metode main sambil belajar sedangkan pada kelas 2 SD lebih menerapkan pembelajaran pada menghapal dan menulis.
Melalui pengajian Diniyah Takmiliyah pada anak ini, diharapkan anak-anak bisa menerima pendidikan agama yang baik, karena terkadang tidak sedikit orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan agama untuk anak-anaknya dan mengannggap pendidikan di sekolah formal lebih penting daripada pendidikan agama, padahal yang utama adalah mengajarkan akhlak.
"Saya berharap anak-anak bisa mandiri, dalam artian tidak hanya pintar disekolah tetapi mengajinya bagus dan akhlaknya juga bagus. Minimal bisa berbagi, seperti mengeluarkan infaq setiap hari yang disisihkan dari uang jajan masing-masing, tidak meminta kepada orang tua." Ujar Bu Ica, salah satu pengajar di masjid Miftahul Jannah pada Jumat (14/10/2022).
Pengajian Diniyah Takmiliyah yang diadakan oleh masjid Miftahul Jannah tidak membiarkan muridnya untuk bolos, dengan diberlakukannya sistem pengajian dari pagi sampai sore. Sehingga jika ada yang senggang di pagi hari bisa mengikuti kelas pagi dan begitu pun sebaliknya.
Reporter : Megha Nur Rahmayani, KPI/3C
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan