Polisi Pelaku Utama Tragedi Kanjuruhan


Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan menjadi tragedi paling kelam sejarah sepak bola di Indonesia. Banyak korban jiwa yang jatuh karena peristiwa tersebut, tidak hanya orang dewasa akan tetapi, anak-anak hingga balita juga menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan. Instansi pemerintahan saling menyalahkan satu sama lain dan enggan bertanggung jawab, hanya sekedar mengucapkan bela sungkawa dan setelah itu seakan-akan tidak terjadi apa-apa padahal banyak orang di luar sana yang kehilangan keluarganya karena tragedi itu. Memang siapakah seharusnya yang kita salahkan? Apakah supurter yang memaksa masuk kelapangan atau polisi dan apparat yang menembakan gas air mata?
Suporter yang masuk paksa ke dalam lapangan memang bisa dikatakan penyebab utama dari kerusuhan yang terjadi. Hal tersebut memicu emosi dari supporter lain dan para aparat, akan tetapi apakah hanya karena hal tersebut ratusan orang akan meninggal? Ataukah karena desain Stadion Kanjuruhan yang memang tidak standar FIFA sehingga para supporter kesulitan keluar stadion Ketika terjadi kerusuhan? Jika memang iya, apa yang membuat para superter sampai berdesakan dan ingin segera keluar?
Terlihat dengan jelas jika aparat yang ada di Stadion Kanjuruhan waktu itu melemparkan gas air mata ke arah tribun penonton hal tersebut jelas-jelas dilarang oleh FIFA karena memang akan menimbulkan banyak korban jiwa. Gas air mata juga memicu ketakutan para supporter, sehingga mereka berdesakan dan terburu-buru ingin keluar dari stadion. Kepolisian juga memberitahu jika gas air mata yang digunakan adalah gas air mata yang telah kadaluwarsa. Mereka mengatakan jika kematian para superter bukan disebabkan gas air mata secara forensik, jika memang benar seperti itu tetap gas air matalah yang menyebabkan ketakutan sehingga menambah kerusuhan yang terjadi. Hal tersebut menyebabkan para supporter berdesakan hingga merasa sesak Ketika ingin keluar dari stadion.
Gas air mata tidak perlu di tembakan ke arah tribun penonton sehingga tidak menimbulkan ketakutan dan bertambahnya kerucuhan yang terjadi. Ketika waktu itu polisi hanya menembakkan air, mungkin para supporter tidak akan terlalu ketakutan dan mereka akan lebih mudah untuk keluar stadion. Kepolisian  memang sudah seharusnya bertanggung jawab penuh pada tragedi Kanjuruhan ini. Sehingga para keluarga yang ditinggal oleh korban mendapatkan keadilan yang memang seharusnya mereka dapatkan, bukan justru saling menyalahkan satu sama lain
Hanif Praseya, Mahasiswa UIN SGD Bandung, Kp sukasari RT2 RW 2, Cinunuk, Cileunyi, Bandung, 089504505039, hanifprasetya79@gmail.com


Hanif Prasetya

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023