Kekuasaan Tidak Mengecualikan Norma Kesopanan

Oleh: Riza Abdul Gani

Baru-baru ini terdapat vidio yang viral di media sosial tentang oknum ASN (Aparatur Sipil Negara) yang terlihat sedang membentak dan memarahi bahkan menendang seorang wanita pengendara motor sehingga menyebabkan kemacetan, karena diduga si wanita secara tidak sengaja menyenggol kendaraan mobil dinas yang dikendarai oleh oknum ASN tersebut hingga si wanita terjatuh dari motornya. Saat si wanita sedang mengangkat motornya, si oknum ASN tersebut menendang bagian belakang motor si wanita tersebut sehingga ia syok dan secara tidak sengaja menarik pedal gas motornya lalu tersungkur ke jalan.

Sungguh miris sekali, kejadian tersebut disaksikan oleh khalayak pengguna jalan dan menyebabkan kemacetan. Para pengguna jalan yang menyaksikan kejadian tersebut hanya diam dan tidak melakukan apa-apa disamping ada yang melakukan tindakan yang tidak terpuji tersebut, karena melihat orang yang melakukannya adalah seorang oknum ASN yang memiliki kekuasaan dan jabatan sehingga mereka takut untuk bertindak.

Perlu diingat, bahwa para ASN merupakan orang-orang yang terpilih untuk mengayomi dan melayani masyarakat dengan tugas-tugas yang diamati oleh negara pada masing-masing sektor pemerintahan, bukan orang-orang yang memiliki kekuasaan sehingga dapat berbuat semena-mena terhadap siapa yang di bawah mereka atau mereka yang tidak memiliki jabatan. Kejadian tersebut sungguh menjadi aib bagi mereka yang diamati dengan jabatan guna mengayomi masyarakat yang malah menindas masyarakat. Di dunia maya, para pengguna media sosial juga turut mengecam perlakuan yang dilakukan oleh si oknum ASN tersebut.

Manusia memang tidak luput dari kesalahan, akan tetapi hendaknya kesalahan tersebut dijadikan sebuah pelajaran agar hal serupa tidak terulang kembali. Amarah yang muncul karena tidak adanya rasa sabar dan meluapnya nafsu yang mendorong amarah agar semakin menjadi-jadi tanpa adanya pertimbangan dari akal pikiran yang sehat, sampai-sampai hak asasi perorangan dan orang banyak menjadi tersisihkan, sebagaimana yang terjadi pada kejadian tersebut.

Dari kejadian tersebut maka pengendalian atas nafsu amarah sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita jadikan kejadian yang telah terjadi sebagai bahan pembelajaran dari akibat tidak dapat mengontrol nafsu amarah. Mari budayakan rasa sabar dan kepekaan dengan sekitar kita.

Riza Abdul Gani

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

0895810614441

Dsn. Munjul, Sukawening, Kabupaten Garut

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023