Berkendara sehat, berujung selamat

Oleh : Sulthan Jasir Al-Zuhdi
   
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kepadatan berkendara cukup padat. Tercatat dalam data Traffic Index TomTom pada tahun 2020, Indonesia berada pada urutan ke-4 negara termacet di dunia. Hal ini memicu pada tingkat emosional setiap pengendara, di mana keadaan semakin macet dan bermasalah, maka pengendara akan menghalalkan setiap cara untuk bisa lolos dari kemacetan. Dan itu, menyebabkan adanya arogansi berkendara.

Arogansi berkendara, menjadi pokok masalah di jalanan. Para remaja pubertas yang haus validasi, menjadi pengendara yang sering menjadi pelaku arogansi berkendara. Keegoisan mereka saat mengemudikan kendaraannya, mengancam keselamatan dirinya dan orang lain. Telah banyak korban atas perilaku buruk ini, dari pengendara bahkan pejalan kaki, mendapatkan imbasnya.

Jalanan yang tadinya menjadi milik bersama, digunakan untuk memenuhi kebutuhan berkendara, malah jadi momok menakutkan karena beberapa pengendara yang arogan. Sikap apatis dengan tidak pada seharusnya, merupakan dosa sosial. Kebut-kebutan, knalpot bising, yang mereka kira keren, dan kekinian, justru terlihat sangat menunjukkan kebodohan dalam bermasyarakat.

Sudah cukup dengan banyak masyarakat yang menjadi korban arogansi berkendara. Hal-hal semacam itu perlu adanya edukasi, khususnya untuk Kepolisian dan Dinas perhubungan selaku penanggung jawab lalu lintas, serta umumnya untuk kita warga negara yang sudah paham akan keselamatan berkendara. Agar seluruh lapisan masyarakat paham bahwa arogansi berkendara, merupakan suatu perbuatan yang tercela.

 

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

087784905350/sulthanjasira@gmail.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023