Toleransi Sapu Bersih Konflik SARA


Indonesia memiliki 300 etnik, 1.340 suku, 6 agama, dan beberapa ras yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman didalamnya. Keberagaman yang telah ada menjadi simbol kesatuan yang dibingkai oleh Bhinneka Tunggal Ika. Namun perbedaan dan keberagaman membuat Indonesia rentan akan terpecah belah jika tidak ditopang dengan toleransi.

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antarindividu atau kelompok  serta menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengannya. Toleransi sangat dijaga di negeri ini, bahkan diatur dalam Undang-Undang 1945 pasal 28E ayat 1 yang berbunyi "setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta kembali". Indonesia bahkan menganut sistem demokrasi yang menambah kuat tatanan hidup toleransi pada kehidupan sehari-hari. Dalam implementasinya sehari-hari, apakah sudah benar-benar toleransi?

Indonesia hingga hari ini tidak pernah luput dari konflik SARA, masih banyak dari kita yang kurang menerima perbedaan, seharusnya perbedaan menjadikan kita lebih kuat. Masih banyak kasus seseorang yang menyalahi aturan agama lain, mengejek ras lain, serta mengolok-olok golongan yang tidak satu prinsip dengannya.

Di situasi sekarang ini Indonesia masih mencoba keluar dari wabah penyakit Covid-19, toleransi kepada sesama tetap harus dijaga, kita semua diharapkan membantu sesama tanpa memandang agama, ras, dan golongan apapun.  

Pembiasaan toleransi pun sudah diajarkan pada jenjang sekolah dasar, seperti merayakan hari kartini dengan memakai baju antardaerah, lomba tarian daerah pada pergelaran 17 agustusan, serta memasukkan mata pelajaran PPKN yang didalamnya mempelajari beragam budaya di Indonesia supaya masyarakat mampu memahami perbedaan sejak dini.
 
Banyak cara yang dapat melatih kita agar mudah bertoleransi, salah satunya dalam membiasakan hal-hal kecil seperti berbagi sesama tanpa memandang agama, berteman dengan semua golongan dan segala perbuatan yang tidak harus memandang latar belakangnya terlebih dahulu.

Pembentukan karakter primer adalah keluarga. Keluarga sangat berperan penting dalam pembiasaan toleransi seluruh anggotanya, seperti berbakti kepada orang tua, saling menyangi, dan membantu antaranggota keluarga jika kesusahan. Oleh karena itu, kebiasaan kecil ini berpengaruh besar ketika diterapkan di lingkup yang lebih luas.

Toleransi adalah menerima, bukan menolak. Kita semua menginginkan kehidupan yang aman dan damai. Perpecahan terjadi jika kita sudah saling menyalahkan dan perpecahan tidak akan terjadi jika kita bersatu, sebab kita semua disatukan dengan kesatuan yang bernama NKRI.

Ahmad Zaydan
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023