Stop Oversharing


 

Seperti yang telah diketahui, manusia merupakan makhluk sosial yang dinamis. Perubahan kondisi maupun status terjadi karena dorongan yang ada di dalam dirinya, bisa disebut sebagai perasaan tidak puas. Bila ketidakpuasan terjadi di mana-mana, dapat menyebabkan terjadinya kerusuhan. Karena itu manusia mempelajari ilmu sosial, ilmu agama, dan banyak ilmu lain sebagai pendamping hidup yang mendorong kehidupan yang baik. Lalu apa itu oversharing?


Oversharing merupakan sebutan untuk seseorang atau kelompok yang membagikan terlalu banyak informasi pribadi, biasanya hal ini terjadi tanpa disadari. Menandai alamat rumah, memasang foto anak atau anggota keluarga, hingga memfoto kartu tanda penduduk di media sosial merupakan contoh dari membagikan informasi pribadi. Hal tersebut sebenarnya tidaklah buruk, karena media sosial berfungsi membantu manusia saling mengenal dan berbagi pendapat.  Namun, bila berlebihan, hal tersebut justru dapat mengundang oknum tertentu memanfaatkan 'data' target. Sebutan lain dari oversharing disebut juga Kecanduan Digital.


Perasaan ingin menunjukkan eksistensi diri menjadi mudah dengan adanya media sosial. Namun bila tidak diwaspadai, justru banyaknya data informasi yang bertebaran mempermudah oknum untuk meretas. Bahkan pernah ada kasus bahwa oknum menduplikasi informasi pribadi seseorang, lalu mengiba meminta uang kepada teman orang yang diretas. Temannya akan mengira kalau orang yang ingin meminjam itu adalah temannya. Maka dari itu, menghentikan oversharing merupakan kebiasaan yang bijak dalam kehidupan sosial.


Manusia telah mempelajari indahnya menyikapi perbedaan. Dengan mempelajarinya, manusia tidak perlu mempersoalkan perbedaan pemikiran, budaya, ras, antar golongan. Mereka cukup mempelajarinya, memahaminya, atau membentuk kesepakatan bersama. Hal tersebut berpengaruh untuk membentuk kepedulian sosial. Dengan kepedulian sosial, ia akan mengkritik dan memberi saran yang membangun apabila ada orang lain yang menurutnya tidak sesuai.


Kebiasaan seperti ini tidak dapat terjadi secara serta merta, melainkan perlu dipupuk sedari dulu, agar tetap terjaga sepanjang masa. Membagikan informasi sosial yang positif dan terpercaya dapat menjadi contoh menyebarkan kepedulian sosial. Dengan kepedulian sosial, terbentuklah toleransi. Masyarakat yang telah memahami pentingnya menghentikan oversharing akan mengingatkan  masyarakat atau orang lain dengan cara yang baik. Karena itu, mari tingkatkan kesadaran sosial, pupuk pemahaman toleransi dan mari ingatkan orang lain dalam menggunakan media sosial dengan bijak.

 

Alivva Rahmani

Mahasiswi Semester 3 UIN SGD Bandung



Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023