Bukan hal yang tabu bila kita membahas persoalan pandemi yang belum menemukan tiitk terang, kiranya orang-orang pesimis, mengharapkan situasi ini segera berakhir padahal realita tak semudah harapan. Bukan berarti berangapn negatif, tapi yang terlihat sekarag adalah jawaban atas ribuan tanya yang dilontarkan umat manusia di muka bumi kepada virus yang bernama covid – 19.
Kita tidak bisa menghindar dari pandemi, tapi kita bisa mencegah yang bermakna lebih baik daripada mengobati. Mematuhi protokol kesehatan, menghindari kerumunan, melakukan vaksinasi, menjalankan karantina bagi masyrakat yang habis berpergian. Bukan perkara yang sulit, sebab aturan dibuat untuk dipatuhi demi kesejahteraan jiwa manusia.
Ketika suatu jarak memisahkan sebuah hubungan yang terikat agama juga perasaan, rasa rindu kerap kali hadir menggelora seperti bunga sakura genjah. Tak ada frasa yang tepat untuk mendefinisikan selain saling bersua. Tapi pandemi menghalangi segalanya, tidak bisa semudah memeluk orang terkasih yang kita sebut dengan keluarga seperti momen beberapa tahun silam. Ada prosedur yang dibuat guna mencegah penularan klaster covid – 19.
Orang menyebutnya dengan karantina, memisahkan diri sementara demi keluarga yang disayang. Bukan perkara yang mudah, sebab karantina mempunyai banyak aturan ketat yang wajib ditaati. Melanggar? Siapapun bisa melakukannya, seperti berita influencer yang terkenal belakangan ini. Nekat melakukan tindakan menghindar dari karantina hanya karena tak sanggup menahan rindu dengan kelaurga. Tetapi, itulah masalahnya.
Setiap orang, mempunyai bentuk kasih sayang yang diungkapkan dengan berbagai cara yang berbeda, apalagi pada kelaurga. Ada yang memilih tak acuh tapi diam-diam peduli, ada yang peduli terkadang kurang memperingati. Kiranya Anda pilih yang mana? Itu hanyalah persolaan metode semata. Tapi berbicara soal karantina bukanlah suatu metode, melainkan kewajiban siklis yang harus diikuti jika Anda benar-benar sayang terhadap keluarga Anda.
Ikuti aturan karantina yang dikeluarkan oleh pemerintah, mulai dari waktu lamanya karantina sesuai dengan pemberian dosis vaksin. Melakukan tes rutin PCR guna memantau laju penyebaran virus. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dan imunitas tubuh, rajin olahraga, jaga kebersihan, patuhi protokol kesehatan. Ingat, keluarga Anda tengah menanti kepulangan Anda.
Qisthy Anjani
Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan