Pancaroba di Tengah Corona Ancam Kesehatan Anak

Indonesia adalah negara yang mempunyai iklim tropis. Artinya, Indonesia memiliki dua musim yakni, musim kemarau dan musim hujan. Mungkin, bagi sebagian negara Indonesia adalah negara yang nyaman karena hanya memiliki dua musim, berbeda dengan mereka yang memiliki musim salju yang sangat dingin dan musim panas yang sangat bergolak. Namun, di iklim tropis yang hanya memiliki dua musim justru menciptakan musim ketiga yang sangat membahayakan, musim ini dinamakan musim pancaroba yaitu musim peralihan dari kemarau ke musim hujan begitupun sebaliknya.

Musim pancaroba ini terjadi akibat berubahnya suhu secara drastis baik dari panas ke dingin maupun sebaliknya yang mengakibatkan munculnya berbagai virus dan penyakit. Musim pancaroba ini hanya terjadi di negara-negara yang memiliki dua musim. Karena, di negara yang memiliki 4 musim perubahan suhu relatif normal, hal ini disebabkan adanya 2 musim yang memisahkan antara kedua musim tersebut, yaitu musim semi dan musim gugur, di dua musim tersebut suhu relatif hangat sehingga mempersiapkan tubuh untuk menyesuaikan suhu dari panas ke dingin maupun sebaliknya.

Berbeda dengan negara yang hanya memiliki 2 musim, pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya, tidak ada musim yang memisahkannya, sehingga perubahan suhu relatif ekstrem dan membuat tubuh bekerja ekstra untuk menyesuaikan diri dengan keadaan, tidak jarang pada masa ini banyak orang yang terjangkit penyakit-penyakit berbahaya seperti, DBD, Influenza dan berbagai penyakit lainnya yang disebarkan melalui hewan maupun sesama manusia, yang paling berbahaya dari penyakit diatas salah satunya adalah influenza yang disebabkan Rhinovirus yang dapat menyerang anak balita.

Musim Pancaroba tahun ini akan menjadi tantangan yang sangat berat bagi kita semua khususnya para orang tua yang memiliki anak balita karena selain musim pancaroba tahun ini diperkeruh dengan adanya pandemi virus Corona. Banyak diantara kita yang merasa panik dan takut secara berlebihan dengan hadirnya virus Corona. Hal ini membuat orang-orang merasa bingung dan kalut karena sulit membedakan gejala influenza dengan COVID19 ,apalagi para orang tua yang memiliki anak balita yang daya tahan tubuhnya masih lemah.

Gejala seperti hidung berair, hidung tersumbat, demam ringan, batuk, sakit tenggorokan, nafsu makan menurun, bersin, sulit bernapas, muntah, dan diare. Adalah gejala yang terjadi di kedua penyakit tersebut. Cara membedakannya adalah jika terjangkit influenza gejala seperti muntah dan diare pada anak tidak akan berlangsung lama sedangkan jika berlangsung lama orang tua harus sigap membawanya ke dokter ditambah lagi apabila gejala tersebut terjadi setelah si Kecil dibawa dari kerumunan.

Solusinya adalah dengan rutin membawa anak kita ke dokter untuk diperiksa, apalagi kalau orang tua sudah merasa ragu anak Kita terpapar COVID19, jika anak kita memang terpapar kita harus tetap tenang, karena dokter akan menyarankan anak Kita untuk isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit sesuai keadaan anak, apabila dokter menyarankan isolasi mandiri maka kita harus tetap menjaga protokol kesehatan. Hindari menyentuh bagian hidung, mata dan mulut anak dengan tangan kotor dan selalu memberikan mereka ASI dan makanan bergizi akan mempercepat kesembuhan anak.

Azhar Nuryadin 
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023