Opini : Meminimalisasi Penggunaan Media Sosial Yang Menyimpang

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi komunikasi dan informasi pun mengalami banyak perkembangan. Kini kita memasuki era cyberculture atau budaya internet yang mana sekarang ini semua orang membutuhkan yang namanya gadget. Bahkan anak-anak kecil saja saat ini sudah banyak yang difasilitasi gadget oleh orangtuanya. Karena dampak dari pandemi covid-19 juga yang mengharuskan mereka bersekolah atau belajar secara daring atau online yaitu dengan menggunakan handphone. 

Tetapi jika para orangtua tidak mengawasi anaknya dalam menggunakan handphone, hal ini dapat berdampak negatif bagi anak-anak. Karena tidak sedikit anak-anak sekarang yang kecanduan main game hingga lupa waktu untuk makan, istirahat dan belajar. Bahkan dapat menyebabkan kesehatan mata dan mental mereka terganggu. Kerap kali sebagian besar anak-anak menangis bahkan mengamuk jika tidak diperbolehkan main handphone.

Jika untuk anak-anak terutama masih dibawah umur tentu memerlukan bimbingan para orangtuanya dalam menggunakan handphone. Tetapi beda lagi dengan kita kaum milenial yang memasuki masa dewasa dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk mana yang salah dan mana yang benar. Dengan begitu harusnya kita bisa lebih bijak dalam bermedia sosial.

Media sosial adalah media untuk komunikasi dan informasi, tetapi entah kenapa terkadang sebagian orang menggunakannya untuk kepentingan sendiri contohnya menerima informasi mentah-mentah dan menyebarkan informasi itu yang belum tentu benar atau tidaknya. Hal ini sering disebut berita hoax atau berita yang tidak benar. Hal ini dilakukan oknum oknum dengan alasan bersenang-senang saja tanpa memikirkan mental orang yang diberitakan atau yang menerima informasi tersebut. 

Tidak sedikit juga media sosial digunakan untuk bully-membully atau bullying. Padahal seharusnya media sosial dijadikan media untuk silaturahmi bukan bully-membully. Karena kita sebagai manusia tidak berhak menghakimi seseorang atau sekelompok orang yang bahkan kita belum tentu mengenalnya. 

Sebagai generasi milenial apalagi generasi penerus bangsa, seharusnya kita bisa mencontohkan kebijakan dalam bermedia sosial untuk generasi muda berikutnya. Yaitu, kita tidak menerima suatu informasi secara mentah-mentah tetapi menyelidiki dulu kebenarannya dan hanya menyebarkan informasi yang berguna contohnya berita dakwah dan lainnya. 

Jika informasi yang kita terima merupakan aib bagi seseorang sebaiknya tidak kita sebarkan karena menyebarkan aib seseorang itu tentu bukan hal yang baik. Kemudian, jika kita akan mengomentari sesuatu sebaiknya dengan kata-kata yang baik dan tidak menyinggung. Karena kita bermedia sosial bukan untuk mencari musuh. Selain itu, media sosial juga bisa kita gunakan sebagai sarana untuk pengembangan diri. Kita bisa memanfaatkan media sosial ini untuk menyebarkan kreatifitas kita sebagai anak muda, dan saling mendukung kreatifitas anak muda lainnya.

Reporter : Novi Nurhikmah
Mahasiswa KPI Semester 3
UIN Sunan Gunung Djati
Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023