Awan Cumulonimbus atau biasa di kenal dengan nama Thunderheads yang memiliki energy sangat kuat dan dapat berkembang menjadi supercell yang bisa menghasilkan hujan angin, angin kencang, petir, hingga banjir bandang. Bahkan dapat menghasilkan angin puting beliung, dan angin tornado sekalipun hujan yang amat deras yang berasal dari awan Cumulonimbus, lazimnya dapat menyebabkan curah hujan yang berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
Hal ni terjadi karena awan tidak hanya membutuhkan banyak energy tetapi awan juga mengeluarkan banyak energy untuk terbentuk. Maka dari itu masyarakat perlu waspada terjadinya bencana hidrometeologi yang mengakibatkan curah hujan dan angin kencang serta tanah longsor dan banjir di wilayah-wilayah yang topografinya mendukung untuk terjadinya bencana seperti tersebut.
Selain tetap waspada terjadinya bencana hidrometeologi masyarakat diimbau agar harus tetap waspada untuk selalu menjaga kesehatan dan mengkonsumsi vitamin agar tingkat imunitas kita tetap terjaga dan tidak terserang Covid-19 di masa pandemic ini. Dan juga masyarakat sangat di harapkan agar tetap melakukan pemakaian air yang baik dan benar. Seperti, melakukanya panen air hujan dan mengisi danau yang berguna untuk memasuki periode musim kemarau di tahun yang akan dating.
Berdasarkan analisis terkait curah hujan pada dasarian I September 2021, ada sebanyak 3,22 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Kemudian di sebagian besar wilayah lainnya masih mengalami musim kemarau. Seperti yang di yang di lansir dari kompas.com.
Safinatunnajah
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jawa Barat
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan