Lindungi Mental Remaja saat Bersosial Media

Apa yang terjadi ketika tidak ada sosial media ? Pasti hidup kita akan terasa sepi tanpa sosmed. Kita tidak bisa melihat dan mengomentari foto orang, tidak bisa berinteraksi dengan orang secara tidak langsung, bahkan kita bisa berkenalan dengan orang luar negeri dengan sosmed.

Sangat banyak kemudahan yang bisa diakses melalui sosial media. Begitu pula dampak negatifnya bagi mental terutama di kalangan remaja. Social camparison salah satunya, yaitu membandingkan hal-hal yang dimiliki dirinya dengan orang lain atau kelompok lain. Contoh nyatanya ketika kita membuka instagram dan kita melihat kehidupan orang lain yang lebih keren dan mewah, kita merasa bahwa kita tidak selevel dengan mereka dan yang terjadi kita menjadi seorang yang insecure dan tidak percaya diri.

Rasa tidak percaya diri ini memang sudah menjadi lumrah di kalangan remaja sekarang. Media sosial yang seharusnya membuat mereka lebih kreatif dan mampu mengekspresikan diri dikala pandemi, malah membuat mereka jadi takut berekspresi. Sangat disayangkan jika usia produktif mereka terlewat begitu saja hanya karena hal tersebut.

Dalam proses pencarian jati diri, kita harus tahu terlebih dahulu seperti apa kepribadian kita, minat dan bakat kita, tujuan dan step by step yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan itu. Fungsinya yaitu untuk membuat kita tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain di sosial media.

Menghindari membuka sosial ketika mental kita jatuh juga menjadi salah satu solusi agar kita merasa lebih baik. Alangkah baiknya ketika kita mengalami keterpurukan tadi, kita hapus aplikasi sosial media dan tidak memikirkan info ter-update di sosmed. Jagalah kesehatan mental kita dan bijaklah dalam bersosial media.


Ahmad Rifa'i

Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung, Jawa Barat


Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023