Karantina Jadi Polemik Baru

Kasus kaburnya selebgram ketika karantina menjadi perbincangan hingga saat ini. Alasannya jelas, bahwa dia kabur dan menyuap beberapa orang agar tidak menjumpai karantina, setelah liburan di Amerika. Mencuatnya kasus itu dikarenakan netizen yang geram akan sikap sewenang-wenangnya pelaku, dan ketidakadilannya para pemangku kebijakan.

Yang menjadikan publik banyak yang aware tentang kasus ini, karena kesal lantaran banyak dari mereka yang harus menjalani karantina sepulang dari luar negeri meskipun harus menghadiri acara mendesak seperti pemakaman orang tua. Karenanya, masyarakat menuntut polisi memproses hukum selebgram tersebut, sebab memang ada ancaman pidana dan denda bagi mereka yang kabur dari kewajiban karantina.

Tidak hanya itu, efek yang terjadi setelah selebgram itu kabur dari karantina adalah merosotnya orang yang peduli akan karantina. Mereka berdalih bahwa karantina adalah hal sepele, dan semua orang tidak perlu karantina, oleh sebab kelakuan tak baik ditiru oleh selebrgam.

Ini yang terjadi bila pihak pemangku kebijakan berbuat tak adil dengan cara menerima suap, dan membebaskan karantina bagi yang membayar. Hal-hal seperti itu yang harus diberantas oleh pemerintah agar oknum-oknum itu tidak mengulangi perilaku jelek tersebut.

Kasus tersebut harusnya bisa jadi pelajaran untuk kita, agar mentaati segala perintah dan pelajaran kepada pihak pemerintah supaya menganggap masyarakat sama, tidak ada perbedaan kasta sosial.

Ditambah lagi ada aturan terbaru mengenai pengecualian karantina yang justru akan menjadi polemik baru di sisi masyarakat. Contohnya WNA pemegang visa diplomatik dan visa dinas, orang terpandang dan orang terhormat akan bebas dari kewajiban karantina. 

Terbaru, Indonesia telah mengumumkan kasus pertama varian Omnicron, itulah sebabanya pentingnya karantina bagi pelancong luar negara bagi siapapun tanpa terkecuali, plus pelacakan dan vaksinasi.

Rayza Fauzan Al Habsy
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023