Fenomena La Nina Di Indonesia

Masyarakat diingatkan tentang potensi bencana hidrometeorologi yakni banjir, banjir bandang, tanah longsor, juga gelombang tinggi di akhir tahun 2021. Menurut World Meteorological Organization (WMO), ada lebih dari 11.000 bencana yang disebabkan oleh cuaca ekstrim dan iklim, sekitar 2 juta kasus kematian yang disebabkan oleh bencana, serta kerugian ekonomi yang ditaksir mencapai USD 3,6 triliun selama 50 tahun terakhir.

Cuaca ekstrem yang  terjadi di belakangan ini juga disebabkan oleh beberapa bentuk kondisi seperti konvergensi. Kemudian labilitas udara yang lokal menguat, itu juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan dalam durasi yang cukup Panjang. Selain potensi banjir, perlu diwaspadai juga adanya gelombang tinggi di sejumlah perairan di Samudra Pasifik.

Musim hujan pada tahun 2021/2022 sedikit banyak dipengaruhi oleh fenomena La Nina yang dalam status dari lemah hingga moderat. Di mana ini bisa membangkitkan intensitas hujan yang terjadi. Tak hanya curah hujan yang tinggi, BMKG juga memprediksi adanya angin kencang (40-50 kilometer/jam) dan gelombang tinggi (4-6 meter) pada Desember 2021 hingga awal 2022.

Dampak negatif saat terjadinya hujan secara terus-menerus yaitu terjadinya bencana hidrometeorologi di Tana Toraja yang merupakan wilayah dataran tinggi berupa banjir dan tanah longsor serta dampak negatif di sektor pertanian berupa gagal panen. Namun selain membawa dampak negatif, La Nina juga dapat membawa dampak positif bagi sektor pertanian pangan.

Dampak positif dari La Nina di sektor pertanian antara lain peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan, maupun ladang. Dampak positif lainnya yaitu meningkatkan produksi perluasan lahan pasang surut, lahan pesisir akan berkembang lebih baik karena salinitas dapat dikurangi dan perikanan darat bisa dikembangkan lebih awal.

Untuk mengurangi dampak La-Nina pada sektor pertanian perlu pembinaan kepada para petani tentang metode pengeringan dan penyimpanan benih, karena saat La Nina curah hujan tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas benih. Masyarakat juga perlu membangun gudang benih dan menyediakan varietas padi tahan rendaman serta penyesuaian aplikasi pupuk.

Petani juga dapat memanfaatkan dampak positif La Nina dengan meningkatkan areal tanam pada musim hujan dan khususnya pada lahan kering. Memanfaatkan mundurnya akhir musim hujan dengan tanaman umur pendek dan berekonomi tinggi. Serta adaptasi teknik budidaya pada daerah endemik banjir dan pertanian lahan kering di lahan gambut.

Pasha Salsabila Hanipa
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023