Batasan Toleransi Islam terhadap Toleransi Beragama

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sejak pertama kali hadir di muka bumi yang dibawa oleh para Rasul Allah. Islam telah mengajarkan nilai toleransi yang dikenal dengan konsep tasamuh yang salah satunya mengatur bagaimana hubungan dengan umat beragama lain.

Toleransi yang ada dalam ajaran Islam juga ditegaskan dalam Alquran Surat Al-Maidah ayat 48 yang artinya: "Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan". Karena ada umat selain Islam ini, maka penting bagi umat Islam bersikap toleran kepada umat lain dengan tidak mengganggu agama dan ibadah mereka yang mereka tidak mengganggu umat Islam.

Meski Islam telah menjadi agama yang paling toleran, umat Islam kerap disudutkan dengan tudingan intoleran. Hal ini terjadi karena pengertian nilai toleransi dari pihak di luar Islam telah bergeser semakin menjauh dari batasan-batasan Islam. Sehingga cenderung mengarah kepada sinkretisme agama yang mengajarkan prinsip "semua agama sama baiknya".

Sikap toleran memiliki batasan yakni hanya sebatas menghormati atau menghargai umat beragama lain, tapi tidak sampai mengikuti atau membenarkan agama dan ibadahnya baik dalam bentuk sebatas ucapan maupun perbuatan. Dalam hal ini bisa diambil contoh dari kasus yang sering terjadi yaitu ucapan selamat Natal dari umat Islam ke umat Kristen. Ucapan ini sama saja dengan kita membenarkan dan mengakui ibadah umat agama lain. Sehingga, kita mengabaikan prinsip aqidah Islam yaitu hanya agama Islam yang benar dan satu-satunya yang diridhai Allah. Maka dari itu, kita harus berhati-hati biarpun sekedar ucapan sama saja kita telah mengakui dan menerima kemusyrikan yang dilakukan kepada Allah,

Ada lima batasan toleransi yang harus dijaga oleh umat Islam. Pertama, jangan campur adukkan aqidah maupun syariat dengan agama lain. Kedua, jangan membenarkan dan mengakui agama lain, cukup menghargai saja. Ketiga, jangan mengikuti perayaan besar agama lain, apalagi ibadahnya, termasuk tidak mengucapkan pada ibadah dan hari raya agama lain. Kempat, jangan lakukan kawin beda agama, dan kelima, jangan jadikan umat agama lain sebagai pemimpin di wilayah muslim.

Qisthon Fannani
Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023