Media sosial merupakan salah satu faktor penunjang kemudahan beraktivitas di masa kini. Sebagai contoh, melaksanakan pembelajaran sekarang ini tidak perlu tatap muka, karena dengan jarak jauh pun pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Diskusi dan tanya jawab dapat dilangsungkan. Memiliki kerabat atau kenalan yang berjauhan kini tidak lagi menjadi halangan berat, karena berkomunikasi dapat dilakukan melalui media sosial seperti WhatsApp, Line, Messenger, dan masih banyak lagi. Perniagaan kini tidak hanya di toko atau tempat fisik, melainkan secara online atau dalam jaringan. Di dalam media sosial telah terdapat pasar digital.
Memanfaatkan media sosial, terciptalah berbagai bentuk metode memperkenalkan suatu produk atau objek yang ingin ditampilkan. Dikenal juga dengan membangun awareness (pengaruh). Caranya bermacam-macam, mulai dari iklan produk secara langsung dan tidak langsung, hingga menggunakan jasa influencer atau tokoh yang telah dikenal banyak masyarakat untuk mempromosikan produknya. Hal-hal tersebut tentu memberi efek yang baik bagi kedua belah pihak.
Namun tidak jarang, seringnya penggunaan media sosial membuat seseorang memiliki ketergantungan berlebih pada aktivitasnya di media sosial. Mengerjakan tugas, meski niatnya mencari sumber teori, pada akhirnya 'nyangkut' dan malah menonton foto, video, dan status orang lain di media sosial. Tidak hanya itu, berkembangnya fitur di dalam media sosial bila tidak disikapi dengan bijak, dapat menjerumuskan identitas seseorang untuk tersebar dan digunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Membangun pengaruh diri melalui media sosial untuk dikenal masyarakat merupakan salah satu kesempatan yang sangatlah baik dan sayang bila disia-siakan. Namun, perlu diingat bahwa sesuatu yang berlebihan akan membawa dampak yang buruk nantinya. Karena itu, mari membiasakan diri berperilaku bijak dan seperlunya ketika menggunakan media sosial.
Alivva Rahmani
Mahasiswi KPI 3/A UIN SGD Bandung
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Beri komentar secara sopan