Variabel Arab dan Dakwah Islam Masa Turki Utsmani

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung rutin menyelenggarakan kegiatan KAKIKU yaitu singkatan dari kajian kitab kuning. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui media zoom meeting dan live streaming YouTube sebanyak tiga kali dalam setiap pekannya. Setiap Selasa malam kajian kitab hadis, Rabu malam kajian kitab dakwah, dan Kamis malam kajian kitab tafsir.

       Edisi kajian pada Rabu, (08/09/2021) kitab yang dikaji adalah kitab Ad Dakwah Al Islamiyah karya Syaikh Muhammad Al Ghazali. Kajian tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A yaitu guru besar Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan moderator Dr. Uwes Fatoni, M.Ag yaitu sekretaris prodi KPI FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

       Kajian kitab dakwah berjalan dengan khidmat, materi kajian yang disampaikan mengenai kekhilafan Bani Utsman di Turki. Ada tiga aspek yang menjadi pembahasan yaitu variabel Turki (Daulah Utsmaniyah), variabel Arab, dan variabel dakwah Islam.

       Pada aspek variabel Turki yaitu Daulah Utsmaniyah, Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A menjelaskan bahwa di abad ke 10 Hijriah terjadi perubahan besar dalam orientasi kekuatan militer Turki Utsmani. Perubahan terjadi ketika kepemimpinan daulah Utsmaniyah dipegang oleh Sultan Salim I yang menetapkan keputusan kebijakan pusat daulah Utsmaniyah bahwa seluruh jenis bangsa-bangsa selain Turki yang merupakan unsur-unsur pembentuk kekuasaan Islam yaitu bangsa Arab, Persia, dan Afrika diharuskan untuk tunduk, patuh, dan mengikuti kebijakan Turki dalam pemerintahan daulah Utsmaniyah. Belum sampai di akhir abad ke 10, masyarakat Islam secara keseluruhan baik itu yang ada di daerah Turki, Arab, dan Afrika semuanya berada di bawah panji daulah Utsmaniyah, semua tunduk dan mengikuti segala aturan dikeluarkan oleh Istanbul.

       Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A menyampaikan bahwa Syaikh Al Ghazali dalam kitabnya berkata "Kita ingin mempelajari perubahan yang besar ini di bawah naungan dakwah Islam. Kita mempelajari perubahan besar ini dalam kekuatan daulah Utsmaniyah yang tadinya hanya menghadapi barat, sekarang menghadapi bangsa atau jenis lain dari masyarakat Islam sendiri. Kita pelajari apa sebetulnya keuntungan dan kerugian serta dampaknya untuk dakwah".

       Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A memaparkan penjelasan mengenai variabel Arab, "Islam itu identik dengan Arab, namun yang memperkuat peradaban Islam bukanlah kearaban dari aspek genetik atau biologis seperti kulit manusia atau darah manusia. Sesungguhnya kearaban Islam itu dari segi semantik yaitu dari bahasanya. Jika ada seseorang yang berkata bahwa Islam tidak identik dengan Arab dan tidak membawa sisi kearaban, maka dia adalah orang yang bodoh karena Islam sangat identik dengan Arab, melihat kepada Al quran diturunkan dengan bahasa Arab, nabi dan rasul terakhir bahasa ibu nya adalah bahasa Arab, dan warisan-warisan peradaban kebudayaan Islam semuanya bercikal bakal dari Arab".

       Kemudian Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A menjelaskan variabel dakwah Islam yaitu ketika Abu Ubaidah salah satu sultan di Turki Utsmani yang mengembalikan upeti atau jizyah kepada masyarakat Nasrani di sebuah kota daerah Syiria yang didominasi oleh masyarakat Kristen. Ketika upeti dikembalikan oleh Abu Ubaidah, masyarat Nasrani merasa kagum dan salut melihat bagaimana cara pemerintah yang baru ini mengelola pemerintahannya. Dalam pandangan mereka, para pemerintah Romawi sangat gila harta. Oleh karena itu, kaum Nasrani salut terhadap pemerintah Islam yang menjadikan pajak untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan pemerintah.

       Dalam pengelolaan jizyah yang dilakukan oleh Abu Ubaidillah, Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A menyampaikan bahwa hal tersebut adalah sebagai contoh dari bentuk ekspansi dan penaklukan yang dilakukan oleh Arab ketika menyebarkan Islam di berbagai pelosok dunia. Salah satu caranya yaitu menumbuhkan sikap yang baik, sehingga Islam tertanam pada hati masyarakat.


Reporter : Ayu Sri Wahyuni, Mahasiswi KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023