Tiada Keraguan Bagi Al-Qur'an

Dakwahpos.com, Bandung-Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati mengadakan KAKIKU (Kajian Kitab Kuning) dari Kitab Tafsir Al-Muyassar secara virtual bersama Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. (18/02/21). Pada kesempatan kali ini beliau menjelaskan kandungan dari QS. Al-Baqarah tentang kebenaran Al-Qur'an dan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.

Penafsiran dari surat ini memiliki beberapa aspek pembahasan. Dimulai dari ayat alif lam mim yang oleh beberapa ulama terdahulu ditafsirkan bahwa ayat ini hanyalah Allah yang tahu maknanya. Kaum kafir Quraisy yang menganggap remeh kebenaran Al-Qur'an ditantang langsung oleh Allah melalui ayat ini. Namun, memang pada akhirnya mereka tidak dapat membuat ayat yang serupa dengan Al-Qur'an meskipun mereka adalah bangsa Arab.

Kemudian berlanjut ke ayat yang kedua. Ayat ini di awali dengan kalimat dzaalika al-kitaabu laa rayba fiih yang terdapat sebuah pendekatan makna bahwa Al-Qur'an ini sangat jelas kebenarannya dan tiada keraguan didalamnya. Tidak perlu lagi diteliti untuk mencari kebenarannya, kecuali diteliti dari segi bahasa dengan ilmu nahwu yang akhirnya dapat melahirkan sebuah penafsiran sebagai tolak ukur pembelajaran memahami makna dan kandungan Al-Qur'an.

"Kira-kira ketika kita membeli produk makanan lalu kemudian kita cari kemasan lalu disitu ada label MUI maka itu jaminan bahwa minuman atau makanan yang akan kita konsumsi itu halal. Jadi kita tidak perlu lagi meneliti ke laboratorium, tidak perlu lagi kita mengecek memakai lab dan segala macam," kata Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. Beliau menegaskan bahwa ini sama dengan Al-Qur'an yang tidak perlu lagi di teliti kebenarannya karena sudah adanya garansi kebenaran dari Allah.

Beliau juga menerangkan kata lilmuttaqiin ini menjadi lanjutan jika Al-Qur'an akan benar-benar menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa. Sebab orang yang bertakwa dan yang muslim saja, itu berbeda. Orang muslim belum tentu bertakwa, sedangkan bertakwa sudah tentu muslim dan memiliki keinginan tinggi untuk mendalami makna Al-Qur'an untuk menjadikannya petunjuk dalam hidup. Keimanan seseorang akan menjadi lebih sempurna apabila dia mampu untuk memahami makna Al-Qur'an. Konsep ketauhidan itu dapat diperjelas dengan terus mempelajari Al-Qur'an.

"Ketika menggunakan google maps pun kita harus menuliskannya terlebih dahulu agar mengetahui petunjuk jalan. Sama seperti Al-Qur'an dapat menjadi petunjuk apabila dipelajari dan dipahami, bukan hanya sekadar dibaca dan tergeletak begitu saja," jelasnya.

Pada ayat ketiga diterangkan orang yang memiliki iman sempurna pasti mempercayai hal-hal yang ghaib, seperti hari kiamat, dan apapun yang disampaikan oleh Rasulullah, baik itu sesuatu yang telah lewat maupun yang akan datang. Prediksi Rasulullah ini juga berdasarkan wahyu yang disampaikan oleh Allah. Karakter orang yang bertakwa dalam surat ini adalah orang yang melaksanakan sholat dengan khusyu, syarat dan sunnahnya pun dilaksanakan dengan sempurna, bukan dengan melamun. Oleh karena itu, orang bertakwa yang melaksanakan sholat tersebut dapat terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Kemudian orang yang berinfak juga dapat menambah kadar ketakwaannya.

Lanjut pada ayat keempat yang menjelaskan tentang keimanan yang baik pada seseorang itu terletak pada kepercayaannya pada akhirat dan senantiasa meresapi Al-Qur'an didalam dirinya. Kemudian ayat kelima menjadi sebuah kesimpulan kalau orang yang bertakwa kelak menjadi golongan orang-orang yang beruntung.

Pengkajian dari lima ayat awal dari Surat Al-Baqarah ini sudah cukup menerangkan tentang kebenaran dan kuasa Allah didalam Al-Qur'an. Khususnya bagi kaum yang bertakwa. Eksistensi Al-Qur'an inilah yang membuktikan bahwa ini dapat diterapkan dalam kehidupan kita dan masih terus relevan di gunakan pada zaman sekarang hingga hari akhir kelak.

Reporter : Aliyya Ummu Nahda, KPI / 3A, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023