Santri Siaga Jiwa Raga

Santri Siaga Jiwa Raga

Dakwahpos.com, Cirebon- Santri Siaga Jiwa Raga menjadi tema pada ceramah pengajian rutin Majelis Taklim Al-I'tihad di Masjid As-Syamsu. Ceramah ini bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2021 yang mana tema ceramah itu juga sebagai slogan HSN tahun ini. Ceramah ini pada Jum'at (22/10/2021) disampaikan oleh : Dr. KH. Samsudin, M. Ag. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihya Kota Cirebon.

 

Dalam ceramahnya beliau menyampaikan bahwa diantara Pondok Pesantren banyak macam-macam dan warnanya. Ada Pondok Pesantren yang dibimbing oleh kyai NU umpamanya, ada juga yang sifatnya radikal sehingga ajarannya berbeda.

 

Dr. KH. Samsudin, M. Ag menjelaskan pelajaran yang diajarkan di Pondok Pesantrennya tidak mengajarkan hal yang bersifat radikalisme.

 

"Di Pondok Pesantren kami tidak mengajarkan hal yang bersifat radikalisme. Contohnya mereka mengajarkan dan belajarnhya tidak mengetahui tafsirannya, tidak tahu ilmu fikih yang sebenarnya. Mereka hanyak tahu Al-Qur'an dan hadist tapi tidak mengetahui tafsirannya sehingga ilmu nya tidak luas. Sehingga berbeda dengan Pondok Pesantren yang salafiyah yaitu yang ada kajian kitab kuningnya juga pemahamannya jelas dan segala pengetahuan itu ada,". Jelasnya.

 

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al- Ihya ini mengatakan bahwa maka dari itu harus dilihat warna-warna pesantren didaerahnya agar tidak terjebak pada radikalisme yang ada dengan berbagai kekerasan yang dilakukaan.

 

"Ada pesantren yang mengajarkan kekerasan sampai terjadi pengemboman dan merusak warga negara sendiri sehingga berbeda dengan ajaran kita. Kita harus mengetahui corak pesantren" ujarnya.

 

Dr. KH. Samsudin, M. Ag lebih lanjut menjelaskan yang perlu diperhatikan para santri harus menguasai kitab kuning yang memiliki macam-macam pengetahuan sehingga ilmu moral dan pengetahuan santri harus seimbang.

 

"Dalam membangun bangsa yang lebih maju untuk para santri yang mayoritas mahasiswa namun yang diajarkan semacam kitab kuning yang bermadzhab syafiiah sehingga yang diajarkan meliput masalah akhlak dan tasawuf yang bisa mengantisipasi kerusakan-kerusakan moral begitu juga dengan ilmu tauhid, akidah InsyaAllah sehebat apapun pengaruh medernisasi di masyarakat dan negara kita dapat teratasi dengan pelajaran-pelajaran yang ada di Pesantren." pungkasnya.

 

Lebih lanjut pemilik PPondok pPsantren Al-Ihya menjelaskan modernisasi dan ungkapan dari seorang tokoh terkenal KH. Hasyim Musadi mengenai mental dan karakter pesantren harus dibenahi agar revolusi mental dan karakter di pesantren itu berhasil.

 

"Terkait modernisasi yang sudah ada kita isi dengan pelajaran kitab-kitab akhlak, tasawufnya yang biasanya dihaluan NU insyaAllah mengerti. Dengan pendapan kyai hasyam musadi yaitu "Jika revolusi mental ingin berhasil maka pesantren harus dibenahi" dan pesantren menjamin karakterisasi santri". Dengan pendapatnya itu memang banyak juga tokoh-tokohnya keluar dari pesantren walau tidak berpendidikan formal tinggi namaun kiprah dipesantren membuatnya berhasil menjadi orang-orang hebat dan besar karena memang pendidikan karakter yang hebat." Ungkapnya lebih lanjut.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihya itu menjelaskan mengenai undang-undang pesantren yang baru-baru ini di sah kan diharapkan pondok pesantren bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah.

 

"Undang-unang Pesantren yang telah di sahkan maka diharapkan pemerintah memberikan perhatian lebih dan mengapesiasi dan berterimakasih karena pesantren akan lebih baik dengan diperhatikan pemeritah untuk segi kesejahteraan dan sebagainya. Pondok Pesantren sudah dikolaburasikan yang salafiyah dan yang modern.Sekarang pendidikannya pesantren yang terdapat sekolahnya mempelajari banyak pengetauan sepaerti Bahasa inggris, IT dan hal-hal modern lainnya. Begitulan perkembangan pesantren yang sudah berkoborasi dengan dunia luar yang mana bukan hanya kajian kitab kuning yang dipelajari." , ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihya itu.

 

Dr. KH. Samsudin, M. Ag lanjut menjelaskan mengenai perkembangan pondok pesantren yang harus diimbangi pengeahuan moden dengan klasik seperti kajian kitab kuning.

 

"Pondok Pesantren dam perkembanggannya sebaiknya dapat diimbangi modern dengan kajian-kajian akhlak, dan kitab kuning. Mudah-mudahan santri kedepannya lebih baik lagi, lebih maju, lebih sejahtera yang akan lebih diperhatikan oleh pemerintah tinggal santrinya harus siap yaitu santri harus siap siaga jiwa raga." ujar Dr. KH. Samsudin, M. Ag. Jum'at (22/10/2021)  

                                                                                                                                                       

reporter : Maghrisul Akhiroh Syam

Mahasiswi KPI/3B UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 

 

Sent from Mail for Windows

 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023