Nilai Manusia Terletak Pada Ilmunya

Dakwahpos.com, Majalengka. DKM Al-Atthar mengadakan pengajian rutinan yang di selingi dengan kegiatan ceramah, Minggu (31 / 10 / 2021). Kegiatan yang di gelar tiap pekan tersebut di hadiri oleh sejumlah jamaah yang ikut andil dalam berlangsungnya acara itu. Biasanya setiap materi ceramah di isi oleh tiga ustadz secara bergiliran dengan waktu yang tidak di batasi. Pada kesempatan kali ini, Ustad Jamili sebagai pengisi ceramah membawakan materi yang berjudul "Nilai Manusia Terletak Pada Ilmunya".

Pada awalnya Ustadz Jamili mengungkapkan bahwa ilmu seringkali dianggap oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang tidak penting, akibat kurangnya pemahaman mereka akan kewajiban dari menuntut ilmu. Sebagai umat muslim, sepatutnya kita tahu bahwa Islam mengajarkan kita untuk menuntut ilmu sebagai suatu kewajiban, sebagaimana di sebutkan dalam suatu hadits yang berbunyi "Tholibul Ilmi faridhatan a'la kulli muslimin".

"Ilmu yang dimaksudkan disini ialah mengenai ilmu agama bukan ilmu dunia, dengan mempelajari ilmu agama maka kita tidak akan keliru terhadap pemahaman akan ajaran agama yang kita anut. Dalam hal ibadah misalnya, sebelum mengetahui ilmu mengenai rukun ibadah ataupun sunah ibadah sudah tentu kita akan melakukannya tidak sesuai dengan kaidah yang di ajarkan Islam. Disinilah letak ilmu agama sebagai penyempurna untuk membenarkan suatu hal yang mungkin dianggap masih keliru oleh sebagian orang".

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa menuntut ilmu tidak hanya didapatkan di bangku sekolah, karena sejatinya ilmu bisa didapatkan di mana saja. Bahkan para ulama mengharuskan kita untuk mendatangi majelis ilmu dengan niat mendapatkan ilmu dari para guru atau ustad, yang mana hal tersebut dianggap sebagai jihad fi sabilillah.

Dewasa ini, orang banyak menyibukkan diri dengan urusan dunia sehingga banyak yang terjebak akan iming-iming kenikmatan dunia yang menyesatkan. Mereka lupa bahwa yang menjadi patokan akan kebaikan yang dikehendaki Allah bukanlah harta, melainkan pemahaman tentang ilmu agama, sehingga merugilah orang yang menghabiskan waktunya hanya untuk kenikmatan dunia yang sesaat dan tidak mau untuk mempelajari ilmu agama. Nilai manusia bukan lagi mahal jiga di takar dari fisiknya, manusia mahal jika di takar dari segi metafisiknya yang meliputi ilmu, agama dan moral.

" Sapi mahal karena gemuknya, kuda mahal karena kencang larinya, burung mahal karena suaranya, manusia mahal karena ilmunya" Tuturnya.

Ustadz Jamili kemudian menegaskan, "Pantaskah kita disebut sebagai manusia yang berkualitas di hadapan Allah jika dalam pemahaman akan hal ilmu agama saja masih kebingungan. Dalam realitanya banyak orang yang mempunya title berderet di belakang namanya, akan tetapi ketika ditanya perihal rukun ibadah, mereka tidak mengetahuinya. Bukankah orang yang berpendidikan harus bisa menjadi agent of change ke masyarakat dengan bekal ilmu yang ia peroleh selama kuliah, termasuk dalam hal ilmu agama. Untuk mengarahkan masyarakat ke jalan yang lebih baik, diperlukan adanya sosok yang paham akan ilmu agama itu sendiri untuk menghindarkan masyarakat dari kesalahpahaman akan mempelajari dan mengamalkan ilmu agama".

"Maka dari itu, kita perlu berbenah diri dari gelapnya pengetahuan untuk bisa menjadi manusia berkualitas yang di bekali dengan ilmu agama. Pertama, dengan cara evaluasi diri. Seringkali kita tidak menyadari jika suatu ibadah yang kita lakukan belum sesuai dengan syari'at agama, oleh karenanya penting untuk kita cari tahu mengenai ilmunya dari sumber yang jelas. Kedua, bertaubat akan kelalaian terhadap pemenuhan kewajiban kita untuk bekal di akhirat yang selama ini kita tinggalkan. Ketiga, mulai mendatangi majelis ilmu seperti pengajian di masjid sekaligus bertanya kepada guru-guru tentang sesuatu yang masih belum kita pahami untuk menambah pengetahuan kita tentang ilmu agama" Ujarnya.

 

Nisa Fadhilah

Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023