Meraih Berkah Ditengah Wabah

Dakwahpos.com, Bandung- Masjid Ikomah UIN SGD Bandung mempunyai kegiatan rutinan. Salah satunya adalah kuliah tujuh menit atau kultum yang setiap harinya di isi oleh pemateri yang sudah berpengalaman. Kegiatan kultum kali ini dilaksanakan ba'da zuhur pada  Kamis (30/09/2021) bersama Ustadz Dr. KH. Engkos Kosasih, Lc., M. Ag. Kultum kali ini mengangkat judul " Meraih Berkah Ditengah Wabah"

Sebagai pembuka Ustadz KH. Engkos Kosasih menyampaikan bahwa dengan kekuatan Yang Maha Ghafur, dengan kekuatan hidayah dan nikmatnya mengantarkan jamaah untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah dimasjid ikomah merupakan bagian dari refleksi ketaatan, refleksi penghambaan, refleksi kecintaan terhadap rumah Allah. Sesungguhnya itu adalah bentuk iman yang hidup, iman yang punya dinamika dan iman yang punya energy.

" Iman bagaikan aliran listrik, ia tidak terlihat tetapi berdampak. Aliran listrik ketika berjalan terconect dengan lampu, maka lampu akan menyala. Terconnect dengan AC maka AC akan menyala. Begitupula dengan iman, ketika iman menyala dan menjalar keseluruh tubuh. Seluruh sendi kehidupan baik  sendi jasadiah maupun sendi ruhiyah. Maka akan melahirkan cahaya, melahirkan dinamika, melahirkan gerak dan itu bisa nyata sekali sebagai Af'al athowahir alias perbuatan yang nampak sekali sebagai muslim yang sejati" ujar dosen fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung ini.

KH. Engkos Kosasih menjelaskan sebagai muslim yang sejati kita diajarkan untuk selalu menjaga semua wujud perbuatan yang pisikal. Karena kita dinilai benar atau sah dalam beribadah semua tergantung dari gerakan dhzohir. Orang melihat sesuatu itu apakah kebaikan atau kejelekan dinilai dari aktivitas yang Nampak.

Beliau mengungkapkan ketika pemaham-pemahaman keagamaan diwarnani dengan pemahaman yang sempit, salah dan tidak berdasar maka akan terlihat perbuatan lahir yang salah juga. Begitupun sebaliknya. Maka dari itu berjamaah itu sangat penting.  Sebagai bentuk perbuatan fisik kita merapikan barisan, taat kepada seruan imam. Yang mengambarkan indahnya kebersamaan.

Ustadz KH sekaligus dosen ini menyampaikan pengalaman beliau di saat berdakwah dibeberapa negara bagian Australia, Sydney, Canberra dan teddlie bahwa kebersamaan fisik seperti ini sangat dirindukan oleh muslim yang minoritas di sana. Muslim diluaran sana rindu sekali dengan masjid yang ada kubahnya, rindu dengan laudspeakernya.

"Ternyata diluar sana begitu mahal untuk membangun masjid dengan pengertian fisik seperti di kita. Kebanyakan rumah, apartment yang di sulap menjadi masjid. Seperti di Sydney ada lembaga IQRA tetapi ketika melihat di sana bukanlah bentuk masjid secara fisik seperti kita melainkan rumah yang disulap menjadi masjid" ujar beliau.

Selanjutnya KH. Engkos Kosasih menegaskah bahwa kita orang Indonesia begitu dimanjakan oleh Allah dengan negri yang mayoritas muslim. Semuanya adalah nikmat yang tiada terkira. Nikmatilah, jalanilah serta jagalah terus bentuk kebersamaan fisik, symbol-simbol fisikal seperti ini. ketika hati yang terikat dengan masjid, hadirnya masjid secara hakiki, masjid secara dzhohir.

"Betul setiap jengkal tanah dimuka bumi adalah masjid. Tapi masjid secara istilah adalah sebuah tempat yang khusus, memiliki ciri yang khusus yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang khusus pula. Allah sudah mengingatkan kepada kita setiap perbuatan kita, setiap kontribusi kecil sekalipun terhadap rumah Allah itu akan ada tingkat penghargaan dari Allah. Walaupun ditengah pandemic ini semoga hati kita tetap terpaut dengan rumah Allah. Hati kita tetap terikat dengan majelis-majelis ilmu. Semoga pandemic tidak menyurutkan kita menjadi insan-insan pengabdi, insan-insan loyalis kepada Allah" ujar beliau sebagai penutup kultum kali ini.

Reporter: Helmi Syarah
Mahasiswi KPI-3B UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023