Kultum Masjid Ikomah Mengangkat Tema Cara Menggapai Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Dakwahpos.com, Bandung-DKM Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan acara kultum yang dilaksanakan setalah Zuhur dengan topik " Formulasi kebahagiaan ". Kultum ini dilaksanakan pada Senin(20/09/2021), kegiatan kultum ini  juga diisi oleh Ustadz Fulki Ghifari Chalik,LC.


 Ustadz Fulki Ghifari menjelaskan bahwa "Almujahadah untuk sampai kepada 'as-sa'adah walladzina jahadu fina' dan merekalah orang-orang yang bermujahadah, yang bekerja keras yang berusaha dengan betul-betul 'akan kami tunjukkan, akan kami berikan hidayah jalan-jalan kami yaitu jalan menuju kebahagiaan".


Imam Al Ghazali pernah membahas kebahagiaan dalam kitabnya yang diberi judul 'qimia ussaadah' yaitu formula kebahagiaan, maka langsung pada intinya Imam Al-Ghazali mengatakan bahwasanya kebahagiaan berasal dari An-nafs atau dari diri itu sendiri, sabda Nabi Muhammad SAW. Bahwasanya 'Man Arofa nafsahu arofa robbah'. Barangsiapa diantara kita yang telah mengenal dirinya maka sesungguhnya dia pun akan mengenal Tuhannya.
Manusia yang merupakan unsurnya adalah An-nafs mempunyai tiga potensi, tiga potensi yang semuanya itu mempunyai di tiap-tiap diri itu hanya saja mungkin kadar potensinya yang berbeda-beda, potensi yang pertama yaitu uwwatul ghodob, uwwatul ghodob itu artinya potensi amarah manusia.


Kita sebagai manusia pasti mempunyai potensi amarah, bagaimana tidak kalau seorang manusia tidak mempunyai potensi amarah maka orang lain mungkin akan membunuhnya, akan mengambil barangnya, akan menginjak-injak harga dirinya, maka potensi amarah ini digunakan manusia yang Allah berikan kepada dia untuk senantiasa dia bertahan hidup, namun sisi negatifnya yaitu ketika potensi amarah ini digunakan secara berlebihan maka dia akan berpotensi untuk membunuh orang, untuk membuat kekacauan, untuk membuat keonaran di muka bumi ini.


Yang kedua yaitu potensi yang namanya potensi syahwat atau quwwatu syahwat yaitu Imam Ghozali menerangkan quwwatu syahwat atau potensi syahwat ini mempunyai manfaat bagi manusia pada umumnya yaitu apa untuk manusia agar bisa terus berkembang, tapi disisi lain potensi syahwat ini mempunyai yang namanya potensi di sisi negatif yaitu apabila manusia cenderung atau berlebihan dalam syahwat ini maka manusia akan kehilangan harga dirinya, manusia akan lebih bahkan tidak lebih seperti hewan yang hanya mementingkan syahwatnya.


Dan yang ketiga yaitu, potensi ilmu atau quwwatul ilmu, pontensi ilmu inilah yang sebenarnya menjadikan tawasuth atau menjadikan wasithoh, menjadikan perantara diantara potensi amarah dan potensi syahwat ini apabila digunakan dengan seimbang maka akan terwujudlah sebuah peradaban yang Rabbani, peradaban yang makmur secara fisik maupun juga secara rohani.


Pada hakekatnya untuk berusaha menyeimbangkan sesuatu itu walaupun keseimbangan bukan berarti sama, "mungkin diantara kita ada yang potensi amarahnya lebih tinggi daripada potensi syahwat atau ilmunya atau mungkin diantara kita ada yang lebih tinggi potensi ilmunya dibandingkan potensi syahwat dan potensi amarahnya" ujarnya,(20/09/2021).


Namun, pada hakekatnya ke semua itu harus kita seimbangkan, harus kita kontrol sehingga kata Allah akan sampai kepada yang namanya jalan hidayah.Dilema dari keseimbangan menyimbangkan tiga potensi ini adalah almujahadah, almujahadah yaitu kerja keras, apa yang berbentuknya kerja keras apakah hanya beribadah terus-menerus atau akan terus- menerus mencari kehidupan dunia dan lain sebagainya, maka semua itu harus diusahakan oleh kita dengan bekerja keras.

Reporter:
Ilham Rahmat Maulana
Mahasiswa KPI UIN SGD Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023