Kebangkitan yang Gagal di Masa Kehancuran Turki Usmani


Bandung, Dakwahpos.com- Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan kegiatan rutin, mengaji kitab kuning setiap hari rabu dengan mengundang narasumber-narasumber kondang dari kalangan kiai dan juga professor, kajian kitab kuning ini diberi nama KAKIKU (Kajian Kitab Kuning), pada edisi rabu (15/9/2021) narasumber yang mengisi kajian kitab kuning adalah, Prof. Dr. H. Dindin Sholahudin, M.A, dengan moderator, Dr. Uwes Fatoni, M.Ag yang bertajuk "Dakwah Islam Pada Akhir Masa Turki Usmani".

Dalam ceramahnya Prof. Dr. H. Dindin Sholahudin, M.A, menuturkan bahwa di ujung masa kejayaan Turki usmani, kerajaan ini sempat bangkit kembali' namun dengan putus asa, atau bisa dibilang jika kembali berjaya pasti tidak akan lama akan mengalami kemunduran kembali.
"Sebelum kekhilafan Turki usmani itu menyerah untuk kematian, atau sampai menemui ajalnya, terjadilah saat itu kebangkitan tapi putus asa, artinya kebangkitan yang gagal, kalaupun berhasil tidak maksimal."

Kemudian beliau menjelaskan lebih rinci lagi bahwa, kebangkitan ini terjadi karena adanya seorang pemimpin yang, cerdas dan layak, yaitu Imam Abdul Hamid, Imam Abdul Hamid memimpin dimasa-masa sulit Turki usmani dan diambang kehancuran, meski begitu beliau adalah pemimpin yang pintar dan sangat layak menjadi pemimpin, beliau berniat mengembalikan semangat umat muslim yang saat itu sedang jatuh.
"Di ujung pemerintahan Turki usmani, berkuasalah Sultan Abdul Hamid. Beliau adalah salah satu kholifah Turki usmani yang paling pintar, yang paling mampu dan yang paling kuat. Sultan Abdul Hamid bermaksud untuk memperkuat kelompok-kelompok umat Islam yang sedang kendor dan terbelakang, dengan meniupkan spirit baru di tengah masyarakat"

Prof. Dr. H. Dindin Sholahudin, M.A, lanjut menjelaskan mengenai perjuangan Sultan Abdul Hamid yang bergerak dengan orang kepercayaannya untuk meningkatkan semangat umat muslim, yaitu Jamaludin Al-Afghani dengan cara  menghidupkan kembali Universitas Islam, sehingga dapat mengembalikan umat Islam kepada sumber-sumber kekuatan utama umat Islam yaitu kekuatan secara ilmiah, muamalah, etika dan moral.
"Beliau meminta bantuan jamaludin Al-Afghani untuk menghidupkan Universitas Islam waktu itu,kemudian mengembalikan umat Islam kepada sumber-sumber kekuatan umat islam yang pertama yaitu kekuatan secara ilmiah moral dan muamalah. Kemudian beliau berdiri dengan tegak dan kuat dihadapan ketamakan dan kerakusan kaum phalangis, yang bernafsu menyerang umat Islam dan mengambil segala sesuatu yang ada disana meskipun beliau mengetahui tidak akan bisa menang"

Prof. Dr. H. Dindin Sholahudin, M.A, memaparkan mengenai teguhnya pendirian Sultan Abdul Hamid untuk mempertahankan keutuhan umat Islam, meskipun telah ditawari jutaan poundsterling oleh kaum phalangis universal untuk ditukarkan dengan daerah Palestina beliau tetap teguh dan menolaknya dengan hormat, namun yang menjadi awal keruntuhan Turki usmani berasal dari masyarakatnya yang mengalami pergerakan menjauh dari ajaran Islam yang benar .
"Mereka mengalami pergerakan menjauh dari ajaran Islam yang benar, sunnah Allah harus berjalan sempurnaan, artinya harus berlaku kepada umat Islam, pada saat itu umat Islam mengabaikan ilmu, mangabaikan agama dan mengabaikan moral, sunnah Allah nya jika ada masyarakat yang seperti itu pasti kalah,jadi meskipun ada seorang Sultah Abdul Hamid yang mencoba bersemangat dan bangkit melawan zionis, tapi karena masyarakatnya sudah mengalami kerusakan-kerusakan yang tadi maka berlakulah hukum Allahbahwa masyarakat yang seperti itu tidak mungkin unggul, tidak mungkin mampu melawan kekuatan zionis.

reporter: Azhar Nuryadin
Mahasiswa KPI IIIA UIN Sunan Gunung Djati Bandung




Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023