Pimpinan Jama’ah Garogol Adakan Pengajian Rutin Bulanan Di Masjid Al-Ikhlas

Dakwahpos.com, Garut-Pimpinan Jama'ah Garogol adakan pengajian rutin setiap bulan sekali, di Masjid Al-Ikhlas Garogol. Kamis (23/09/2021) dengan penceramah Ustadz Ucu Najmudin M.Pd. dengan tema Membina Generasi Rabbani Dengan Iman, Ilmu dan Adab.

Pimpinan Jama'ah Garogol, Ustadz H. Aep Saepudin mengatakan bahwa pengajian rutin bulanan ini diadakan bertujuan sebagai sarana untuk mencari ilmu, memakmurkan masjid, mempererat silaturahim, mencerdaskan umat dan yang paling penting sebagai sarana untuk mencari ridha Allah SWT.

"Pengajian rutin bulanan di Masjid Al-Ikhlas ini diadakan sebagai bentuk sarana masyarakat untuk menggali lebih banyak ilmu, yang terpenting menjadi washilah untuk mencari ridha Allah SWT, kemudian akhirnya dapat meraih fadhilah-fadhilah dari mencari ilmu itu. Dan dengan menghadiri pengajian ini pula masyarakat bisa memakmurkan masjid serta menjalin silaturahim antar masyarakat agar tali persaudaraan semakin erat dan kuat." Ujarnya

Ustadz H. Aep Saepudin mengatakan bahwa biasanya pengajian rutin bulanan di masjid Al-Ikhlas ini diadakan setiap minggu keempat pada hari jum'at. Namun, pada bulan ini waktunya digeser menjadi hari Kamis, dikarenakan menyesuaikan dengan jadwal dari penceramah.
 
"Biasanya pengajian rutin bulanan di masjid ini diadakan hari jumat malam di minggu keempat, tapi di bulan ini dimajukan jadwalnya jadi hari kamis siang, karena penceramah tidak bisa menghadiri tepat pada waktu biasanya." Ujarnya

Pada ceramahnya, Ustadz Ucu Najmudin menjelaskan bahwa aplikatifnya sekolah daring itu menimbulkan 2 efek pada anak, yaitu learning lost (penurunan siklus/kecakapan hidup hilang) dan hyper reality (pencitraan)

"Adanya sekolah daring menimbulkan dua efek pada anak, yaitu satu, learning lost, yaitu penurunan siklus atau kecakapan hidup hilang, dengan kata lain anak mengalami penurunan kecakapan. Ada dua masalah yang dapat ditimbulkan dari efek ini yaitu ada kasus anak selama pandemi tidak keluar rumah bahkan tidak keluar kamar dan sulit untuk beradaptasi di luar, dan akhirnya kondisinya menjadi kaku dan juga intelegensi anak menurun. Kedua, hyper reality yaitu pencitraan, anak jadi banyak berbohong, misalnya menjadi biasa dalam mencontek ketika mengerjakan ujian." Ujarnya

Ustadz Ucu juga mengatakan bahwa anak secara keilmuan harus diolah oleh orang tua dengan "4O" yaitu, olah raga atau jasadiyah, olah rasa, olah akal, dan olah ruh.

"Anak itu perlu diolah oleh orang tuanya yaitu dengan istilah 4O. Pertama, olah raga, anak yang nakal ada kemungkinan yang masuk ke dalam tubuhnya tidak sesuai dengan raganya, raganya sedang diolah, dalam anak terdapat hormon feromon, yang jika keluar keringat lalu anak tersebut di peluk 40 hormonnya tersebut akan hilang dan raganya akan diolah. Jadi raga itu adalah gerakan yang keluar hormonnya. Kedua, Olah rasa, rasa adanya di emosi, jika anak menangis ia sedang mengekpresikan rasa emosi dia, tidak boleh menghentikan anak menangis, karena akan mengakibatkan 4 gangguan jiwa, salah satunya anak yang dihentikan menangis akan kehilangan kepercayaan dirinya. Diamkan dia agar dia bisa mengolah rasanya. Rasa ada di nurani, dan nurani ada di batin dan batin itu berhubungan dengan kebahagiaan. Ketiga, olah akal, akal lawannya syahwat jika kita ingin mengupgrad anak, maka syahwatnya harus dikendalikan, tidak boleh langsung menuruti keinginannya. Keempat, olah ruh, ruhiah itu ada di bawah logika manusia, imam syafii mengatakan untuk mengolah ruh maka perbanyak bawa anak ke pemakaman, maka kemudian nilai-nilai ruhiah akan terbangun. Manusia terbaik yaitu manusia yang diolah dan dibangun dari 4 hal ini" Ujarnya

Reporter: Witriani Siti Safarina, KPI/3D

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023