KULIAH SUBUH MASJID AL - KHOER BAHAS KAJIAN TURATS ZADUL MA'AD

Dakwahpos.com, Bandung,- Masjid Persatuan Islam Al - Khoer kembali gelar kajian rutin kuliah subuh yang menghadirkan Ustadz Ahmad Fathul Aeni sebagai penceramah. Pada pembahasan hari Minggu (26/09/2021), sedikit banyak mengangkat topik wudhu yang termaktub dalam kitab Zadul Ma'ad karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 


Selain kuliah subuh dengan bahasan kajian turats Zadul Ma'ad, tahsin, Adabul Islam karya Fuad Abdul Aziz Asy-Syalhub dan tafsir Ibnu Katsir, Masjid Al Khoer yang terletak di Jalan Mengger Hilir, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung juga mengadakan kegiatan lain. Diantaranya, 'Ngopi' atau 'Ngobrolin Perkara Islam' yang dihadiri para pemuda serta Bapak-bapak, dan juga Tahfidzul Qur'an Ibu-ibu yang berlangsung setiap hari Jumat. 

Ahmad Fathul Aeni atau kerap disapa Ustadz Deden, memulai kajian kuliah subuh dengan mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam membiasakan berwudhu ketika menjelang shalat meski sebelumnya tidak batal. 

"Dalam berwudhu juga tidak boleh berlebihan," ujarnya. 

Lalu berapa jumlah air yang digunakan untuk berwudhu? Rasulullah biasa berwudhu dengan takaran 1 Mud, 2/3 Mud atau lebih. Ukuran 1 Mud dapat dikategorikan sebagai dua telapak tangan orang dewasa mengambil air, atau dikonversi menjadi 0,8 liter yang cukup untuk memasak gandum porsi empat orang. 

"Rasul juga memberikan peringatan dari sikap berlebihan dalam berwudhu yang dibarengi dengan setan. Sebab setan bukan bertugas menggoda kita, tapi berbisik kepada air agar timbul keraguan terhadap kita," ucapnya.


Adapun bagian tubuh yang termasuk ke dalam anggota wudhu adalah kepala, wajah, kedua tangan dan kaki. Akan tetapi, Rasul tidak pernah melakukan wudhu tanpa berkumur dan menghirup air hingga masuk ke rongga hidung. Meski Al-Qur'an tidak sedikitpun menyinggung perihal berkumur, perilaku Rasulullah merupakan contoh yang kemudian menjadikan hal tersebut Sunnah dan sah. 

Sebelum mengakhiri kajian, beliau mengatakan bahwa ketika berwudhu tidak ada ucapan atau dalam konteks ini bacaan jaminan selain 'Basmalah' yang menjadi awalan dan diakhiri dengan kalimat 'Syahadat'. Ustadz Deden juga menambahkan untuk menghadap ke arah kiblat dan mengangkat tangan ketika mengucap kalimat Syahadat. 

(Qisthy Anjani/KPI 3D)




Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023