Khutbah Jum'at Masjid Al-Ikhlas: Bahagia Dengan Kehidupan Sederhana

Dakwahpos.com, Bekasi- Masjid Al-Ikhlas yang terletak di Jl. Blokang No.76, Karanganyar, Kec. Karangbahagia, Bekasi, Jawa Barat ini menggelar sholat jum'at ditengah perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. Sesuai dengan peraturan PPKM di daerah yang termasuk kategori level 3, sholat jum'at yang dilaksanakan hari ini (24/09) hanya diisi dengan kapasitas sebanyak 50% dari biasanya. 

Setiap muslimin disunnahkan untuk mendengarkan dengan seksama khutbah sebelum dilaksanakannya sholat jum'at. Bak menanam benih, kita dapat menambah pelajaran ataupun pengetahuan kita tentang agama disetiap minggunya dengan mendengarkan isi dari khutbah dalam sholat jum'at. Ini mencerminkan bagaimana Islam sangat memperhatikan umat-Nya agar senantiasa belajar, meskipun hanya dengan mendengarkan khutbah jum'at setiap minggunya. 

Dalam kesempatan kali ini, ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Ikhlas yang bernama Ustadz Ruli Parli menjadi Khotib (penyampai khutbah jum'at) di masjid Al-Ikhlas dengan tema bahagia dengan kehidupan yang sederhana. 

Berikut ini adalah isi khutbah yang disampaikan oleh beliau. 

Jamaah sholat jum'at rahimakumullah...

Rintangan dan tantangan tidak hanya dihadapi oleh umat sekarang saja, namun juga dirasakan oleh para umat-umat sebelum pada zaman Nabi. Sebagaimana tertulis dalam ayat Al-Qur'an surah Al-An'am Ayat 10.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَـقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَا قَ بِا لَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَا نُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ

"Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka."

Di dalam ayat tersebut dijelaskan, ujian dan cobaan itu dialami pula oleh Nabi dan Rasul dalam mengajak manusia untuk memperoleh dua kebahagiaan hidup, yaitu kebahagian hidup di dunia dan di akhirat nanti. Bagi umat jaman sekarang ini cobaan dan rintangan itu tidak lain berasal dari nafsu diri kita sendiri, nafsu yang dikuasai oleh syaitan. Tipu daya dari bujukan syaitan, pada dasarnya menjerumuskan dan membelokkan kita kepada tujuan hidup yang menyimpang dari aturan agama yang sebenarnya. 

Jamaah sholat jum'at rahimakumullah... 

Memang benar, jika kita amati, kita telusuri dan kita teliti, sikap orang yang hidup sederhana, selalu tahan uji, tidak neko-neko. Hidupnya biasa, meskipun sebenarnya dia mampu, dia seorang pemimpin, seorang pedagang, dsb. Namun, dia senantiasa berjiwa besar dan penuh dengan tawakal. 

Oleh sebab itu, melalui mimbar yang sangat mulia ini saya mengajak kepada diri saya sendiri khusunya dan kepada segenap hadirin jemaah sholat jum'at pada umumnya yang hadir pada saat ini, dan kepada para pendengar dimanapun berada pada umunya, untuk berusaha dan menciptakan tuntutan kehidupan kita menjadi kehidupan yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Dengan penuh harapan, mudah-mudah Allah SWT memberikan nikmat dan keridhoannya kepada kita semua, memberikan hidayah-Nya agar kita mampu untuk menjadi orang yang menjalani hidup ini dengan kehidupan yang sederhana, tampil apa adanya, tidak neko-neko. 

Kita berdo'a kepada Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk menjalani kehidupan dunia ini apa adanya, sehingga kita hidup bahagia dengan kehidupan yang sederhana.

Kesimpulan dari isi khutbah yang telah disampaikan oleh Ustadz Ruli Parli selaku ketua DKM Al-Ikhlas sekaligus menjadi Khotib pada hari Jum'at (24/09) ini adalah ujian dan rintangan yang kita hadapi saat ini tidak lain hanya berasal dari hawa nafsu yang dikuasai syaitan. Dan dalam QS. Al-An'am ayat 10,  dijelaskan bahwa Nabi serta Rasulullah SAW pun pernah mengalami berbagai rintangan dan cobaan hidup, salah satunya adalah dalam mengajak manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Jika ditelusuri, kebahagiaan hidup berasal dari kehidupan sederhana dan apa adanya, dengan tak luput selalu bertawakkal kepada Allah SWT. Kehidupan sederhana yang tidak terpedaya oleh tipu daya syaitan yang mengajak manusia agar terlena dengan kehidupan dunia yang sementara. Naudzubillahimindzaliik... 

Reporter : Luhana Ammatul Maula, KPI/3B
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023