Terlalu bebas berpendapat bisa membuat terancam

Terlalu bebas berpendapat bisa membuat terancam
kejadian akhir-akhir ini yang menggemparkan dunia yaitu pembunuhan murid terhadap gurunya di Prancis, kronologis kejadian seorang guru yang bernama samuel paty, di penggal kepalanya pada hari jumat 16 oktober 2020, setelah ia memperlihatkan karikatur nabi muhammad yang di buat oleh charlie hebdo pada tahun 2015 silam, kepada muridnya saat membahas tema kebebasan berpendapat, murid yang membunuhnya itu notabene agama islam.
Negara Prancis memang terkenal dengan faham sekularisme, yaitu faham dimana agama tidak ada kaitannya dalam urusan politik,negara, atau institusi publik, menjunjung tinggi persatuan, mangkanya sangat di sayangkan kejadian tersebut telah membuat agama islam di cap sebagai agama ekstrimis, dan separatis, hal ini tidak akan terjadi jikalau dalam diri setiap orang-orang menumbuhkan rasa kesadaran dan toleransi yang tinggi terhadap semua golongan agamis ataupun non-agamis.
Setiap manusia memang di beri kebebasan berpendapat dan pendapat tersebut di lindungi oleh undang-undang, namun kebebasan berpendapat harus di batasi dengan norma-norma sosial, pembacaan analisi sosial agar tidak ada konflik dan polemik saat berpendapat. Jika nabi muhammad dan yesus di jadikan karikatur kesan nya terlalu bebas, sangat menyinggung kelompok agama tersebut, namun tindakan pembunuhan tersebut juga salah besar, karena agama tidak mengajarkan anarkisme, namun karena singgungan tersebut, umat yang bergama menjadi sakit hati atas pendapat tersebut, sehingga menjadi ancaman bagi orang yang mengemukakan pendapat secara bebas tersebut.
Di tambah statement Presiden Prancis yang memperkuat kesakit hatian umat beragama terlalu mendukung kebebasan berpendapat tanpa menghargai dan menjungjung tinggi sikap toleransi antar agama,etika agama, dan norma sosial.
Seharusnya seorang presiden menjadi contoh dalam segala aspek kehidupan karena itu menjadi tolak ukur sudut pandang rakyatnya, menjadi pendingin suasana bukan memprovokasi sehingga konflik semakin memanas dan menimbulkan perpecahan, yang pada intinya toleransi,etika, dan norma sosial harus di junjung tinggi agar tidak ada konflik dan perpecahan.

IDENTITAS PENULIS
Nama : Pahmi nurdiansyah
Institut : UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jurusan : komunikasi penyiaran islam
Alamat : cisolok,sukabumi,jawa barat 

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023