Pikirkan Baru Utarakan

Oleh : Siti Sayidatul Wafa

Hati biasanya menjadi sebuah pokok bagi setiap wanita, kadang kala ego juga mengambil alih. Jika berbicara mengenai benar dan salah biasanya seseorang akan mengutarakan apa yang dianggapnya benar atau hanya ingin membenarkan apa yang diutarakannya. Kehadiran logika disini tidak terlalu dianggap penting, apalagi ketika hati mengambil alih. Begitulah kiranya jika mulut hanya disinkronisasi dengan hati, resikonya bisa ditanggung dilain hari.

Bagi sebagian laki laki rasionalisasi mungkin harus ada. Setiap kata yang diutarakan mereka berdasarkan penilaian visual semata. Apa yang ada dijendela mata itulah yang keluar dari setiap celah mulutnya. Bagus? Tentu tidak juga. Jika berbicara mengenai hak yang ilmiah, mungkin boleh juga. Tapi, jika hanya tersinkronisasi dengan otak apa itu akan baik-baik saja? Lalu? Bagaimana? Apa ada seni lain dalam berbicara dan mengutarakan rasa? Sejauh ini belum ditemukan literasinya.

Selayaknya dalam islam, jadilah islam yang kaffaah. Begitupula dengan bertutur kata, jadilah penutur yang kaffaah. Bukan hanya melibatkan hati, namun juga harus tetap terkoneksi dengan otak yang menjadi pangkal segala logika. pemilihan diksinya, pendalaman maknanya, penyampaian pesannya semua seni dalam bertutur kata perlu dipahami dan didalami secara kaffaah.Begitu pula dengan kasus yang sering terjadi di Indonedia, banyak kasus kasus yang terjadi hanya dinilai dari hati, dari perasaan pribadi yang sejak awal tidak menyukai pemerintah saat ini. Sehingga logika mereka di mainkan sebaik -baiknya, sedangkan kebenaran ditolak tanpa memahami isinya.

Salah satu contohnya adalah kasus uang 75 ribu yang baru muncul waktu Indonedia Merdeka, uang tersebut dikaitkan dengan anak cina yang terlihat di gambar. Hingga akhirnya banyak yang menolak mata uang tersebut, padahal sudah diklarifikasi bahwa anak yang mirip cina di mata uang 75 ribu itu asli indonesia. Dia orang kalimantan yang lahir berkulit putih, mirip cina tapi dia bukan cina. Hanya saja karena perasaan memainkan logika, banyak orang yang tidak percaya. Tetap teguh dengan pendapat mereka padhal secara logika tidak semua orang berkulit putih itu orang cina. Ini bukan permasalahan yang terlihat mata namun berdampak sangat besat di kehidupan kita. Logika dan hati harus digunakan secara merata, jangan sampai hati main tapi logika tidak ada dan jangan sampai logika berkuasa hati malah tercampak juga. Memang membahas hati dan logika itu masalah pribadi setiap seseorang, namun apabila pemahaman ini tidak diterapkan bagaimana Indonesia mau satu tujuan.

Mahasiswa Aktif UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023