Membaca Menjadi Modal Bicara Andal

Oleh : Muhammad Farid Iskandar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca merupakan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, bisa dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan menurut ahli, Farida Rahim, kegiatan membaca buku termasuk keterampilan dasar yakni mengasosiakan bunyi sesuai dengan sistem tulisan, proses penerjemahan kata-kata yang dibaca, dan memahami kata secara interpretatif, evaluatif, dan kreatif.

Menurut Farida Rahim mengasosiakan bunyi dan proses penerjemahan kata diajarkan sejak SD. Namun memahami kata ditekankan di jenjang yang lebih tinggi. Sudah sepantasnya kita yang sudah berusia 17 tahun ke atas belajar memahami kata-kata yang kita baca secara interpretatif, evaluatif, dan kreatif agar pengetahuan kita meluas.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1985) tujuan membaca adalah sebagai langkah mempreoleh fakta, ide, mengetahui ilmu, agar bisa menyimpulkan apa yang dibaca, mampu mengklasifikasi, mampu mengevaluasi, dan dapat melakukan perbandingan atau pertentangan.

Membaca merupakan modal untuk kita dapat berbicara kepada dunia. Sehingga apa yang kita bicarakan itu memiliki makna bukan sekedar omong kosong belaka. Pada era industri 4.0 ini memiliki telepon genggam sudah seperti kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat. Dengan telepon genggam kita bisa mendapatkan semua informasi secara online.

Saat ini bahkan buku pun sudah dapat kita baca di telepon genggam berupa buku elektronik. Harga buku yang mahal, tidak adanya toko buku dekat rumah, buku butuh tempat yang tidak sedikit untuk menyimpannya, itu semua sudah tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak membaca.
 
Membaca terbukti baik dalam meningkatkan kualitas SDM. Cendikiawan dan para pembicara terkemuka bangsa terlahir dalam lingkungan pendidikan yang tidak terlepas dari baca-membaca. Untuk itu kita harus membaca dan memahami tulisan, agar ucapan yang kita lontarkan itu benar adanya. Jangan sampai kita dilabeli penyebar berita bohong karena kita kurang literasi.

Muhammad Farid Iskandar, Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023