Masih Beranikah Berbicara Tanpa Memahami Substansi?

Oleh Fathiyyah Raisah Amani

Di era teknologi dan informasi saat ini, keberadaan sosial media memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan adanya kebebasan dalam bersosial media semua orang kini mudah beropini. Tidak bisa dipungkiri sosial media kini menjadi wahana untuk mencurahkan ekspresi, perasaan dan pikiran dari apa yang mereka lihat, dengar atau saksikan.

Kemunculan sosial media seperti WhatsApp, Instagram, Twitter, Facebook tentunya sangat membantu manusia terutama dalam bidang komunikasi. Kini informasi dapat disampaikan dan diterima dengan cepat. Selain itu sosial media pun dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan diri, hiburan, promosi, komunikasi atau sekedar berekspresi.

Disisi lain sosial media memiliki banyak kekurangan. Perputaran informasi yang begitu cepat memudahkan tersebarnya berita-berita hoax, munculnya sifat kurang empati dan peka terhadap lingkungan sekitar, terbentuknya akun-akun palsu dengan membuat opini yang salah untuk kepentingan pribadi.

Informasi yang dulunya hanya dikuasai media cetak dan elektronik saat kini sudah tergeser dengan adanya media sosial, sehingga semua orang dapat bertindak bagaikan sebuah media dengan pemikiran pribadi. Maka tak jarang jika saat ini sering terjadinya perang opini. Dilain hal, banyak pula orang kurang memahami informasi yang diterima karena sudah merasa cukup dengan apa yang telah didapatnya.
 
Padahal penting betul untuk memahami substansi sebelum bicara. Banyak orang seolah merasa dirinya pintar lalu memberikan solusi atas permasalahan orang lain dengan jawaban yang asal. Tidak memperdulikan substansi dari segala permasalahan dan malas untuk menggali informasi lebih dalam akhirnya membuat seseorang beropini dengan dalih kebebasan tapi tidak memahami apa yang dibicarakannya adalah sebuah kebenaran atau sekedar omong kosong belaka.

Maka seharusnya setiap orang memahami sebuah permasalahan sebelum beropini atau berbicara adalah hal yang sangat mendasar untuk menciptakan lingkungan sosial media yang kondusif. Norma-norma yang berlaku di kehidupan sosial nyata seharusnya berlaku pula dikehidupan maya hingga orang-orang akan lebih bijak sebelum seseorang beropini dan mengekspresikan diri dan pendapatnya di sosial media.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023