Makna Kebebasan Sering Disalahartikan

Oleh: Sahrul Adimiharja

Berbicara tentang hak kebebasan, sering sekali berakhir dengan perdebatan. Tulisan ini berisi penjelasan yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang makna dari kebebasan yang sering disalahartikan.

Banyak orang yang salah kaprah terhadap implementasi hak asasi manusia (HAM), termasuk kebebasan berpendapat dan berserikat. Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, kebebasan saat ini diartikan sangat bebas sebebas-bebasnya tanpa batas hingga kebablasan. Menginterpretasikan HAM secara seenaknya dengan berlindung atas nama kebebasan berpendapat.

Kebebasan dibenarkan, namun dengan batasan seperti yang tercantum dalam pasal 28 J yang berbunyi, "Berkewajiban menghargai hak asasi orang lain serta tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan perundang-undangan".

Jika tidak dibatasi, kebebasan akan menjadi lepas tanpa kendali. Setiap orang merasa bebas mendirikan organisasi negatif, seperti perkumpulan maling, teroris dan lain sebagainya. Untuk itu, diperlukan adanya pembatasan demi menghormati hak orang lain juga.

Perhatian selanjutnya adalah tentang bagaimana para pemimpin dan elit politik dalam menjalankan hak berkebebasan. Sikap masyarakat sering sekali dipengaruhi oleh sikap pemimpinnya. Masyarakat juga sering mencontoh sikap para elit politik karena beberapa dari mereka merupakan wakil dari masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika kita memang mencintai negeri ini, mari kita bersama-sama satukan tekad dan sikap untuk mencegah setiap hal yang mungkin akan mengganggu stabilitas persatuan dan kesatuan yang dapat dimulai dengan mengendalikan lisan dan jemari tangan dari perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Ingatlah! Menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia adalah tugas dan kewajiban kita bersama.

Mahasiswa KPI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Beri komentar secara sopan

© Vokaloka 2023